Kenapa Jakarta Selatan Selalu Jadi Magnet Gaya Hidup Urban?

Friday, 5 December 2025

Jakarta Selatan atau yang akrab disebut Jaksel selalu punya cara untuk tetap relevan di mata anak muda. Setiap bulan, selalu ada tempat hangout dengan konsep baru yang bikin banyak orang rela menghadapi macet demi “nge-vibes” di Jaksel. Ruang-ruang ini bukan hanya tempat berkumpul, tetapi ikut menggerakkan gaya hidup urban, dan mendorong perkembangan kawasan yang sebelumnya cenderung sepi.

Tren terbaru menunjukkan bahwa generasi muda semakin mencari ruang terbuka untuk bergerak bebas. Pemprov DKI Jakarta mencatat bahwa hingga September 2025, luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) telah mencapai 3.605,93 hektare atau 5,45%. 

Di Jakarta Selatan, kebutuhan ini direspons lewat taman kota yang makin tertata, seperti Tebet Eco Park dan Taman Bendera Pusaka yang menghubungkan Taman Ayodya, Langsat, dan Leuser. Dengan jalur pedestrian yang teduh serta akses yang terintegrasi dengan MRT, ruang luar menjadi lebih mudah dijangkau. Tak heran, kawasan di sekitar taman dan koridor transportasi mulai dilirik sebagai lokasi hunian maupun usaha karena menawarkan kualitas hidup yang lebih nyaman.

Gaya hidup sehat kemudian ikut menjadi identitas baru anak muda. Berjalan kaki, jogging setelah jam kerja, bersepeda santai, atau sekadar duduk ngobrol kini menjadi rutinitas harian. Aktivitas seperti piknik ringan dan jogging akhir pekan membuat taman-taman kota terasa semakin hidup. Kebiasaan ini secara tidak langsung mempengaruhi preferensi tempat tinggal, terutama bagi mereka yang menginginkan lingkungan yang ramah pejalan kaki dan dekat fasilitas publik.                             

Di sisi lain, creative space tumbuh menjadi pusat aktivitas baru. Ruang multifungsi ini dipakai untuk bekerja, membuat acara komunitas, belajar skill baru, atau sekadar bertemu orang-orang dengan minat serupa. Coworking café pun menambah opsi bekerja fleksibel, baik sendiri maupun bareng teman. Kehadiran ruang kreatif ini menghidupkan kembali ruko lama dan menarik tenant baru.

Meski begitu, café tetap menjadi bagian dari kultur Jaksel sebagai penyempurna suasana. Banyak yang mampir setelah olahraga, selesai mengikuti kelas, atau sekadar ingin lanjut kerja ringan. Tak heran, jumlah gerai café terus melonjak, dari sekitar 8.500 unit pada 2022 menjadi 11.500 unit pada 2025. Pertumbuhan ini sejalan dengan naiknya nilai pasar kopi nasional, yang meningkat dari 9,8 miliar USD pada 2022 menjadi 11,58 miliar USD pada 2025.

Dinamika ini menunjukkan bahwa perkembangan Jakarta Selatan bukan hanya karena didorong fasilitas baru, tetapi juga pola hidup masyarakat yang semakin menghargai ruang publik. Transformasi ini berdampak pada kawasan sekitar, memicu munculnya pusat aktivitas baru, dan menciptakan lingkungan kota yang semakin hidup dan berkelanjutan.

 

Penulis: Farah Septiawardahni

Sumber:

https://kfmap.asia/blog/eco-park-oase-di-wilayah-perkotaan/3104 

https://turisian.com/

https://www.beritajakarta.id/ 

https://sinpo.id/ 

Share:
Back to Blogs