Di tengah perkembangan pesat e-commerce, memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap properti ritel. Tidak bisa dipungkiri, bahwa belanja online mampu menggeser kegiatan mengunjungi pertokoan secara in-person.
Selain wall retail, atau brick mortar retail, saat ini juga tumbuh stand alone retail, yang tumbuh di luar mal dan pusat perbelanjaan. Stand alone retail memiliki prospek menarik, yang umumnya terletak dekat dengan permukiman, dan mudah dijangkau oleh kendaraan maupun pejalan kaki.
Tipe properti ritel ini didominasi oleh restoran, supermarket, apotik, penyedia jasa, dan toko-toko eceran lainnya.
Saat ini, banyak investor yang sudah mempertimbangkan properti stand alone retail karena faktor-faktor berikut:
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, permintaan stand alone retail mengalami peningkatan yang cukup signifikan, terutama dari industri F&B. Geliat tipe properti ritel ini secara spesifik dimulai setelah era pandemi, dengan pola pergerakan dan konsumsi masyarakat yang juga ikut berubah. Brand asing juga ikut memanfaatkan tren ini melalui pertumbuhan gerai di lokasi strategis yang bisa mempercepat ekspansi di berbagai area.
Sejatinya, stand alone retail didukung oleh faktor aksesibilitas, efisiensi operasional, jangkauan pasar, pengembangan kawasan, serta fleksibilitas bisnis dan strategi komunikasi. Seiring berkembangnya pola pergerakan dan gaya hidup masyarakat, tipe properti ini diprediksi dapat terus diminati hingga beberapa tahun ke depan.
Penulis : Grace Olivia
Sumber :
https://kfmap.asia/research/jakarta-retail-market-overview-1h-2025/4406
https://www.kompas.com/
https://ekonomi.bisnis.com/
https://www.fibre2fashion.com/