Reklamasi pantai merupakan salah satu upaya untuk memperluas daratan dengan menimbun wilayah perairan. Meski memberikan peluang bagi pengembangan kawasan, proyek ini kerap menghadirkan tantangan besar dalam penataan ruang dan zonasi.
Peraturan Presiden Nomor 122 Tahun 2012 tentang Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil mengharuskan setiap proyek reklamasi mematuhi rencana tata ruang yang telah ditetapkan.
Perubahan zonasi akibat reklamasi juga membawa tantangan tersendiri. Kawasan yang awalnya berfungsi sebagai habitat ekosistem pesisir sering kali diubah menjadi kawasan komersial atau hunian. Dampaknya, masyarakat lokal seperti nelayan kehilangan akses terhadap sumber daya laut yang menjadi mata pencaharian utama mereka. Di sisi lain, perubahan fungsi lahan ini juga berpotensi menurunkan kualitas lingkungan hidup dan mengurangi daya dukung ekosistem pesisir.
Agar reklamasi dapat berjalan secara berkelanjutan, diperlukan pendekatan yang komprehensif dan partisipatif. Pemerintah perlu memastikan bahwa proyek reklamasi dirancang sesuai dengan tata ruang yang ada dan melibatkan pemangku kepentingan sejak tahap awal perencanaan.
Selain itu, pengembang properti harus mematuhi regulasi yang berlaku dan berkomitmen pada pembangunan berkelanjutan. Dengan pendekatan yang tepat, reklamasi dapat menjadi solusi inovatif tanpa mengorbankan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.
Salah satu contoh sukses proyek reklamasi di tataran global adalah, Pulau Yumeshima yang terletak di Teluk Osaka, Jepang. Pulau ini memiliki luas sekitar 390 hektar dan dibangun melalui proses reklamasi menggunakan material kerikil dan pasir dari sisa proyek konstruksi yang dilakukan di Osaka.
Proses reklamasi Pulau Yumeshima dimulai pada tahun 1977 dengan tujuan awal sebagai tempat pembuangan limbah. Pembangunan lahan di pulau ini baru dimulai pada tahun 1991 dan terus berlanjut hingga sekarang. Saat ini, Pulau ini telah berkembang menjadi pusat perhatian internasional karena dirancang sebagai pusat inovasi dan pariwisata, serta akan berperan penting sebagai tuan rumah World Expo 2025, yang dijadwalkan berlangsung pada bulan April hingga Oktober 2025.
Setelah World Expo 2025, Yumeshima direncanakan akan menjadi lokasi resor terpadu pertama di Jepang yang mencakup hotel, pusat konfrensi, fasilitas hiburan dan lainnya. Proyek ini akan melibatkan investor dari salah satu perusahaan perhotelan terkemuka di Las Vegas, Amerika Serikat dengan nilai investasi mencapai USD 10 Miliar.
Penulis : Muhamad Ashari
Sumber :
https://bphn.go.id
https://jdih.setkab.go.id
https://www.researchgate.net
https://ejournal.undip.ac.id
https://asgam.com/