Urbanisasi telah menyisakan dampak pada pola hunian masyarakat, sebagian besar warga kini tinggal di rumah dengan luas yang relatif terbatas. Badan Pusat Statistik mencatat 77% rumah tangga memiliki rumah dengan luas dibawah seratus meter persegi. Bahkan hampir separuhnya memiliki rumah dengan luas dibawah lima puluh meter persegi. Meski secara standar rumah tersebut layak huni, bagaimana dengan barang yang lambat laun akan memenuhi seisi rumah setiap harinya?
Walaupun belum populer di Indonesia, jawaban paling relevan atas persoalan keterbatasan ruang tersebut adalah penyewaan personal self-storage.
Personal self-storage adalah sebuah gudang penyimpanan berskala kecil yang dapat disewa oleh individu untuk kebutuhan pribadi, mulai dari menyimpan barang-barang rumah tangga hingga penyimpanan bagi pelaku UMKM. Gudang dengan luas yang berkisar belasan meter persegi ini memiliki tarif sewa yang bervariasi tergantung ukuran unit dan lama waktu penyewaan.
Fasilitas yang ditawarkan oleh gudang penyimpanan pribadi umumnya cukup beragam. Namun, pada dasarnya, properti ini dirancang dengan tingkat keamanan yang tinggi sehingga barang-barang yang disimpan tetap aman. Selain itu, fasilitas pendukung untuk menjaga kebersihan dan kondisi lingkungan penyimpanan juga menjadi standar, guna mencegah kerusakan barang selama masa penyimpanan.
Di Amerika Serikat, industri ini termasuk dalam sektor properti yang paling resilien diantara sektor lainnya. Keunikan industri ini terletak pada sifatnya yang relatif tidak terpengaruh oleh kenaikan suku bunga maupun fluktuasi ekonomi. Terlepas dari kondisi pasar, kebutuhan akan ruang penyimpanan tetap ada.
Tren positif sektor self-storage juga semakin nyata. Hal ini tercermin dari meningkatnya nilai transaksi, tingginya minat investor, serta karakteristiknya sebagai instrumen investasi berisiko rendah di tengah ketidakpastian pasar properti global.
Jika menilik sektor logistik atau warehouse berskala besar, Indonesia menunjukkan perkembangan yang seimbang pada tahun ini. Knight Frank Asia Pacific melaporkan bahwa Jakarta memiliki vakansi sebesar 12% pada semester satu tahun 2025, dengan proyeksi yang cenderung stabil dan okupansinya berpotensi meningkat.
Meskipun segmennya berbeda, pengembangan personal self-storage tergolong potensial. Di Jakarta sendiri, konsep ini sebenarnya sudah mulai hadir, meskipun skalanya masih sangat terbatas dan masih berkembang jika dibandingkan dengan negara lain. Potensi tersebut semakin relevan dengan karakteristik Jakarta sebagai kota dengan keterbatasan ruang yang kian nyata. Bagi investor, sektor ini dapat dipandang sebagai entry point alternatif untuk memasuki pasar properti, terutama di tengah dinamika dan tantangan ketersediaan ruang di perkotaan.
Penulis : Jovan Rafkhansa
Sumber:
https://kfmap.asia/research/asia-pacific-logistics-highlights-h1-2025/4160
https://rejournals.com/
https://tirto.id/
https://www.kompas.com/
https://asianbusinessreview.com/
https://www.cnbc.com/