Perkantoran, memang menjadi salah satu subsektor dalam sektor properti komersial yang sejak pandemi mengalami tantangan untuk terus tumbuh. Di tengah stok perkantoran di CBD Jakarta yang terus bertambah, pola downsizing dalam sewa ruang perkantoran sebagai dampak dari hybrid operation, dan pemulihan ekonomi setelah pandemi yang masih terus berlangsung menjadikan ekspansi bisnis masih terus tertahan. Terlebih lagi, tahun ini yang merupakan tahun politik, memberikan sentimen positif investor harus tertahan sampai dengan pesta demokrasi selesai dilaksanakan.
Sejak awal semester tahun 2021, hingga akhir tahun 2023, tingkat keterisian ruang perkantoran di CBD Jakarta berada pada kisaran 73%-74%. Meski tumbuh stagnan, kita patut bersyukur dengan capaian yang dapat dipertahankan saat ini.
Sepanjang tahun 2023, serapan ruang perkantoran di CBD Jakarta tercatat lebih dari 150.000 meter persegi. Angka ini menunjukan sentimen positif dari performa sektor perkantoran di CBD Jakarta saat ini. Mengingat, semester pertama tahun 2022 serapan ruang perkantoran ditandai dengan nilai negatif. Bahkan, total serapan ruang perkantoran pada tahun 2021 tercatat negatif.
Meski demikian, perlu digaris bawahi bahwa serapan ruang perkantoran yang terjadi di tahun 2023 didominasi oleh serapan yang berasal dari group company demand atau permintaan dari perusahaan yang satu grup dengan gedung perkantoran tersebut.
Sementara itu, serapan lainnya berasal dari perpanjangan sewa, maupun perpindahan/relokasi occupier yang berniat untuk flight to quality, atau pindah ke ruang kantor yang lebih baik dengan harga sewa yang lebih kompetitif.
Secara umum, resiliensi perkantoran dapat terefleksi dari tingkat keterisian ruang yang mampu bertahan dalam dua tahun terakhir, tidak malah menurun. Selain itu, resiliensi bahkan pertumbuhan positif juga tercermin dari serapan ruang perkantoran di sepanjang tahun 2023 yang tercatat positif.
Penulis : Syarifah Syaukat
Sumber:
https://kfmap.asia/research/jakarta-cbd-office-market-overview-h1-2023/2679