Knight Frank Asia Pacific baru saja merilis laporan outlook yang memaparkan proyeksi pasar properti pada tahun 2026. Salah satu insight utama yang disoroti adalah kuatnya kinerja sektor Purpose-Built Student Accommodation (PBSA) atau student housing dalam pasar properti Australia, yang diperkirakan akan tetap menjadi salah satu segmen paling resilien di tengah dinamika pasar properti nasional.
Sektor ini didukung oleh permintaan yang tinggi dan berkelanjutan. Minat mahasiswa internasional untuk melanjutkan pendidikan di negara ini jauh lebih tinggi dibandingkan negara tetangga lainnya, didorong oleh kualitas universitas yang berperingkat global serta prospek karier yang lebih menjanjikan setelah lulus.
Permintaan yang tinggi ditandai dengan jumlah murid internasional di Australia yang mencapai 500.000 siswa pada tahun ini. Angka ini menunjukkan pemulihan penuh pascapandemi dan hampir dua kali lipat dibandingkan dengan jumlah pada satu dekade lalu.
PBSA di Australia tetap menunjukkan stabilitas meskipun sempat muncul wacana regulasi pembatasan kuota mahasiswa internasional. Pendekatan kebijakan tersebut kemudian dialihkan melalui mekanisme pemrosesan visa yang lebih kontekstual, sebagaimana diatur dalam Ministerial Direction 111. Hal ini menjadi titik tengah agar tidak menghalangi kondisi pasar properti PBSA.
Knight Frank Australia juga mengatakan bahwa subsektor ini lebih matang dibandingkan subsektor lainnya, karena performa yang kuat sejak lama dan diprediksi akan terus menguat di tahun-tahun mendatang. Dinamika dari kondisi pasar saat ini terlihat dari meningkatnya kolaborasi antara sektor swasta dan universitas, yang semakin menegaskan penguatan subsektor PBSA di Australia.
Lalu, bagaimana subsektor ini di pasar properti Indonesia?
Indonesia memiliki daya tarik tersendiri, terkait PBSA, khususnya dari pasar domestik. Dalam prakteknya, PBSA di Indonesia masih berupa asrama, apartemen, indekos atau co-living berbentuk rumah tapak.
Beberapa apartemen dekat kampus seperti Apartemen Taman Melati, B Residence, dan Sky House kerap diasosiasikan sebagai hunian mahasiswa, namun pada dasarnya merupakan apartemen strata. Memang agak berbeda dengan PBSA di Australia yang didominasi hunian vertikal dengan sistem sewa yang secara khusus diperuntukkan bagi mahasiswa.
Di Indonesia, student housing bisa dikembangkan pada kota yang dikenal sebagai kota pelajar, seperti Yogyakarta, Bandung, Depok, Surabaya, Semarang, dengan sebaran Universitas atau Perguruan Tinggi yang cukup banyak di kota-kota tersebut.
Misalnya saja Kota Depok, yang setiap tahunnya memiliki sekitar 15 ribu mahasiswa baru dari berbagai Universitas yang ada di kota tersebut. Kondisi ini membuka peluang untuk PBSA berkembang, tentunya dengan mengikuti dinamika kebutuhan ruang dari konsumen yang ada.
Penulis : Jovan Rafkhansa
Sumber :
https://kfmap.asia/research/asia-pacific-outlook-2026/4546
https://kfmap.asia/blog/student-housing-investasi-sektor-properti-yang-prospektif/4520
https://www.knightfrank.com/research/report-library/australian-purpose-built-student-accommodation-update-q2-2025-12103.aspx
https://www.medcom.id/
https://mediaindonesia.com/
https://theconversation.com/