Menurut data dari Knight Frank Indonesia, pertumbuhan ruang kantor hijau terbilang cukup progresif dalam 5 tahun terakhir di CBD Jakarta. Bahkan hampir seluruh gedung kantor pada kelas premium (88%) telah bersertifikat hijau.
CBD Jakarta bertumbuh cukup baik terkait populasi gedung kantor hijau, sehingga optimisme seharusnya bisa dicapai untuk berkontribusi dalam pengurangan 29-42% emisi pada tahun 2030. Hal ini sesuai dengan komitmen Pemerintah dalam Pencapaian Target Kontribusi yang Ditetapkan secara Nasional.
Menurut Peta Jalan Penyelenggaraan dan Pembinaan Bangunan Gedung Hijau, target luasan bangunan gedung komersial menjadi bangunan gedung hijau (BGH) di Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2030, mencapai 6,1 juta meter persegi. Saat ini, dari 7,3 juta meter persegi stok gedung perkantoran di CBD Jakarta, hampir separuhnya (ruang sewa & strata) telah bersertifikat hijau. Angka ini belum termasuk penghitungan ruang kantor yang berada di luar wilayah CBD Jakarta.
Penetapan target ini ditandai dengan diberlakukannya arahan pengurangan emisi pada gedung baru sejak tahun 2024, dan mulai dihitungnya pengurangan emisi pada gedung lama (dengan kisaran pengurangan emisi 2% per tahun).
Optimisme dapat terus berlanjut, jika para pemangku kepentingan tetap konsisten dengan pertumbuhan gedung perkantoran hijau seperti alur yang bergulir dalam lima tahun terakhir ini. Setidaknya beberapa temuan di bawah ini dapat membuktikan bahwa kemajuan capaian yang dapat diperhitungkan dari lini masa pertumbuhan gedung hijau di CBD Jakarta, cukup positif dan optimis , yaitu :
Namun, bukan tanpa tantangan. Dalam prosesnya, pertumbuhan gedung hijau di Jakarta juga ditemui berbagai kendala, diantaranya pada prakteknya di pasar masih ditemui pemahaman dan kesadaran pasar lokal yang perlu rendah terkait urgensi gedung hijau, selain itu juga tingginya biaya sertifikasi hijau, dan implementasi insentif yang dirasakan belum optimal.
Saat ini, beberapa kebijakan terkait stimulus telah diberlakukan, seperti insentif gedung hijau berlaku di Jakarta, diantaranya berupa potongan PBB, potongan IMB/PBG, tambahan KLB, bunga rendah atau jangka waktu fleksibel untuk project berbasis hijau, dan fast track perizinan. Efektivitas implementasi kebijakan stimulus dipastikan akan memegang peran penting kedepannya dalam pertumbuhan green office yang lebih optimal.
Penulis : Syarifah Syaukat
Sumber:
https://kfmap.asia/research/jakarta-cbd-office-market-overview-2h-2024/3999