Tahun 2025 diproyeksikan menjadi masa penuh tantangan, sekaligus peluang besar bagi sektor Corporate Real Estate (CRE). Perubahan geopolitik, perkembangan teknologi, dan ekspektasi terhadap lingkungan kerja yang terus berkembang menjadi pendorong utama perubahan dalam sektor ini.
Berdasarkan laporan "Changing Tact: Ten Corporate Real Estate Trends That Will Define 2025" dari Knight Frank, ada sejumlah tren utama yang tidak hanya mengubah lanskap industri, tetapi juga menuntut langkah inovatif dari para pelaku usaha.
Kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih diperkirakan akan memicu babak baru kebijakan proteksionis. Perang dagang jilid II ini difokuskan pada pemisahan ekonomi Amerika Serikat dan Tiongkok (economic decoupling) melalui peningkatan tarif baru dan strategi reshoring yang agresif di sektor teknologi dan manufaktur.
Di tengah ketidakpastian ini, fluktuasi suku bunga, tekanan inflasi, dan gangguan geopolitik memperparah kondisi ekonomi global. Perusahaan kini harus mengandalkan manajemen risiko yang dinamis untuk bertahan di tengah perubahan yang cepat.
Menurut prediksi International Monetary Fund (IMF), inflasi global diperkirakan tetap tinggi di kisaran 3,3% pada 2025, mengharuskan seluruh sektor bisnis untuk siap beradaptasi menghadapi tantangan ini.
Tekanan inflasi dan kenaikan biaya energi mendorong perusahaan mencari cara untuk mengoptimalkan operasional tanpa mengorbankan kualitas. Berikut ini beberapa tren yang dapat dilakukan oleh corporate real estate dalam menyusun strategi bisnisnya kedepan :
Dengan memahami tren-tren tersebut, pelaku industri properti dapat mengubah tantangan menjadi peluang. Misalnya saja, ruang kerja yang relevan, fleksibel, dan berkelanjutan tidak hanya menciptakan dampak positif bagi karyawan tetapi juga berkontribusi pada pelestarian lingkungan.
Penulis : Alivia Putri Winata
Sumber :
https://www.metrotvnews.com/