Menjelajahi Tren Corporate Real Estate : Antara Keberlanjutan dan Adaptasi | KF Map – Digital Map for Property and Infrastructure in Indonesia
Menjelajahi Tren Corporate Real Estate : Antara Keberlanjutan dan Adaptasi
Friday, 24 January 2025

Tahun 2025 diproyeksikan menjadi masa penuh tantangan, sekaligus peluang besar bagi sektor Corporate Real Estate (CRE). Perubahan geopolitik, perkembangan teknologi, dan ekspektasi terhadap lingkungan kerja yang terus berkembang menjadi pendorong utama perubahan dalam sektor ini.

Berdasarkan laporan "Changing Tact: Ten Corporate Real Estate Trends That Will Define 2025" dari Knight Frank, ada sejumlah tren utama yang tidak hanya mengubah lanskap industri, tetapi juga menuntut langkah inovatif dari para pelaku usaha.

Kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih diperkirakan akan memicu babak baru kebijakan proteksionis. Perang dagang jilid II ini difokuskan pada pemisahan ekonomi Amerika Serikat dan Tiongkok (economic decoupling) melalui peningkatan tarif baru dan strategi reshoring yang agresif di sektor teknologi dan manufaktur.

Di tengah ketidakpastian ini, fluktuasi suku bunga, tekanan inflasi, dan gangguan geopolitik memperparah kondisi ekonomi global. Perusahaan kini harus mengandalkan manajemen risiko yang dinamis untuk bertahan di tengah perubahan yang cepat.

Menurut prediksi International Monetary Fund (IMF), inflasi global diperkirakan tetap tinggi di kisaran 3,3% pada 2025, mengharuskan seluruh sektor bisnis untuk siap beradaptasi menghadapi tantangan ini.

Tekanan inflasi dan kenaikan biaya energi mendorong perusahaan mencari cara untuk mengoptimalkan operasional tanpa mengorbankan kualitas. Berikut ini beberapa tren yang dapat dilakukan oleh corporate real estate dalam menyusun strategi bisnisnya kedepan :

  • Mengurangi penggunaan ruang yang tidak efisien dan mengadopsi teknologi fleksibel.
  • Mengadopsi strategi reshoring dan nearshoring, yaitu memindahkan operasional penting ke negara yang lebih dekat untuk mengurangi ketergantungan pada pasar luar negeri yang tidak stabil.
  • Penerapan Artificial Intelligence (AI) menjadi salah satu peluang besar untuk meningkatkan efisiensi operasional dan pengambilan keputusan strategis. Namun, tantangan seperti kualitas data yang buruk dan resistensi budaya kerja perlu diatasi agar perusahaan dapat sepenuhnya memanfaatkan potensi AI.
  • Perusahaan juga mulai mengubah desain ruang kerja menjadi lebih fungsional. Model ruang kerja yang fleksibel dan ramah lingkungan kini lebih diminati dibandingkan desain yang mewah tetapi kurang efisien.
  • Keberlanjutan tidak lagi menjadi pilihan, melainkan kebutuhan. Salah satu strategi utamanya adalah retrofitting gedung lama dengan teknologi ramah lingkungan, yang mampu mengurangi emisi karbon hingga 30% sekaligus menekan biaya operasional.
  • Perusahaan yang mengadopsi model kerja hybrid juga dinilai lebih mampu mempertahankan tenaga kerja yang produktif dibandingkan mereka yang menerapkan kebijakan kerja tradisional.
  • Penggunaan data real-time untuk mengelola ruang kantor dan efisiensi energi telah menjadi praktik umum yang diadopsi banyak perusahaan. Selain itu, pemanfaatan kembali bangunan lama (adaptive reuse) menjadi solusi penting untuk menghadapi keterbatasan lahan sekaligus memenuhi kebutuhan keberlanjutan.

Dengan memahami tren-tren tersebut, pelaku industri properti dapat mengubah tantangan menjadi peluang. Misalnya saja, ruang kerja yang relevan, fleksibel, dan berkelanjutan tidak hanya menciptakan dampak positif bagi karyawan tetapi juga berkontribusi pada pelestarian lingkungan.

 

Penulis : Alivia Putri Winata

Sumber :

https://kfmap.asia/research/changing-tact-ten-corporate-real-estate-trends-that-will-define-2025/3750

https://www.metrotvnews.com/

Share:
Back to Blogs