Jalan Panjang Menuju Dominasi Perkantoran Berbasis Hijau di Jakarta

Friday, 15 August 2025

Pada tahun 2022, Singapura menjadi salah satu kota di Asia yang saat ini memiliki gedung perkantoran berbasis hijau lebih dari separuh populasi gedung perkantoran yang ada. Bagian dari buah yang dipetik setelah jalan panjang, di tahun 2005 hanya sekitar 17 gedung perkantoran hijau yang ada di Singapura.

Lesson learnt dari pertumbuhan gedung hijau di Singapura, Pemerintah memiliki kebijakan dengan target yang cukup ambisius untuk mencapai 80-80-80 pada tahun 2030. Apa arti 80-80-80?.

Pada konteks Singapore Green Building Masterplan, istilah 80-80-80 merujuk pada tiga target utama pemerintah Singapura untuk tahun 2030:

  • 80 % dari total luas lantai bangunan (GFA) di Singapura harus bersertifikat hijau (Green Mark atau setara).
  • 80 % dari bangunan baru yang dibangun mulai 2030 harus masuk kategori Super Low Energy (SLE), yaitu menggunakan teknologi efisiensi energi terbaik yang tersedia.
    Peningkatan efisiensi energi sebesar 80 % untuk bangunan baru, dibandingkan baseline konsumsi energi tahun 2005.

Di CBD Jakarta, saat ini memang blm separuh populasi gedung perkantoran tergolong sebagai gedung hijau. Namun dalam 20 tahun terakhir, upaya-upaya dari para pemangku kepentingan cukup mewarnai dan memberi arti dalam pertumbuhan gedung perkantoran hijau di Jakarta.

Setidaknya beberapa temuan ini dapat membuktikan capaian yang dapat diperhitungkan dari lika liku pertumbuhan gedung hijau di CBD Jakarta, sebagai berikut:

  • Hampir seluruh gedung perkantoran premium di CBD Jakarta tergolong sebagai gedung hijau,
  • Gedung hijau tersebar di seluruh grade perkantoran yang ada di CBD Jakarta,
  • Meski memiliki harga sewa yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan gedung perkantoran non-hijau di CBD Jakarta, namun gedung perkantoran hijau memiliki rerata tingkat keterisian ruang yang lebih tinggi dibandingkan dengan gedung perkantoran non-hijau sejak tahun 2020
  • Beberapa gedung memiliki double sertifikat,
  • GBCI menjadi sertifikat hijau yang mendominasi di CBD Jakarta, sekitar 61%
  • Pertumbuhan tahunan tingkat keterisian gedung hijau, relatif lebih positif dibandingkan dengan gedung non-hijau.

Namun, bukan tanpa tantangan. Selain masih perlu menapaki jalan panjang, pertumbuhan gedung hijau di Jakarta juga mengalami berbagai kendala, diantaranya seperti pemahaman pasar lokal yang masih relatif rendah, tingginya biaya sertifikasi hijau, dan implementasi insentif yang dirasakan belum optimal.

Saat ini, beberapa kebijakan terkait stimulus telah diberilakukan, seperti insentif gedung hijau yang berlaku di Jakarta, diantaranya berupa potongan PBB, potongan IMB/PBG, tambahan KLB, bunga rendah atau jangka waktu fleksibel untuk project berbasis hijau, dan fast track perizinan. 

Kedepannya, dukungan aktif dari para pemangku kepentingan, dan komitmen Pemerintah dan penetapan kebijakan sangat dibutuhkan dalam bagian jalan panjang mencapai dominasi perkantoran berbasis hijau di Jakarta, dan kota-kota besar lainnya.

 

Penulis : Syarifah Syaukat

Sumber :

https://www.sgbc.sg/sgbmp/

https://www.knightfrank.com/research/report-library/why-esg-matters-a-guide-for-occupiers-october-2022-9422.aspx

https://kfmap.asia/research/jakarta-cbd-office-market-overview-2h-2024/3999

Share:
Back to Blogs