Berdasarkan Asia Pacific Capital Markets in Q3 2025 yang dipublikasikan oleh Knight Frank Asia Pasifik disebutkan bahwa, volume investasi mengalami peningkatan yang signifikan menjadi US$63,8 miliar. Secara kumulatif, persentase investasi sudah lebih tinggi daripada tahun sebelumnya, yaitu telah mencapai 80% dari total yang diraih pada tahun 2024. Tahun ini, diprediksi akan mengalami peningkatan sebanyak 10%.
Kondisi di atas diantaranya terjadi didorong oleh transaksi besar yang penyelesaian kesepakatan sempat tertunda dari kuartal sebelumnya. Christine Li, Head of Research Knight Frank Asia Pacific, menambahkan bahwa hal tersebut juga didorong oleh stabilisasi tingkat modal dan kejelasan kebijakan dari masing-masing negara di Asia Pasifik.
Investor dipercaya menyalurkan modalnya secara signifikan ke sektor tertentu, seperti sektor hunian dan logistik. Meskipun begitu, sektor dengan transaksi tertinggi di kuartal ini tetap diraih oleh sektor office yang mencapai US$23.7 miliar atau 37,1% dari total investasi. Lalu, diikuti dengan investasi di sektor industrial (US$10.7 miliar) dan hotel (US$6,2 miliar).
Korea selatan berhasil meraih US$14.3 miliar dalam investasi yang juga mengalami peningkatan sebanyak 93,6% dari tahun sebelumnya dengan proporsi sektor office yang sangat dominan dibandingkan sektor lainnya, yaitu mencapai 70.9% dari total investasi. Cina meraih US$13.5 miliar dalam volume investasinya dengan peningkatan sebesar 29,9% dari tahun sebelumnya. Hal ini didorong oleh keberadaan data centres yang hampir merepresentasikan 1/3 dari keseluruhan investasi di Cina.
Australia juga mengalami kenaikan investasi sebanyak 87.8% dari tahun sebelumnya dengan total US$9.5 miliar. Berbeda dengan negara lain, Australia memiliki peranan yang kuat dalam cross border investments terutama di sektor industri dan hunian.
Terdapat juga transaksi yang signifikan di Q3 2025 dan diperkirakan meningkatkan persentase investasi di kuartal berikutnya, datang dari IKEA CHN Livat Retail Center Portfolio, Pangyo Tech One Tower, South Beach Office and Hotel, Westside Resort, and Seoul Square Building. Beberapa transaksi sudah selesai dilaksanakan, namun beberapa diantaranya masih berstatus pending. Total dari ke lima properti tersebut nilainya mencapai US$6,095 miliar.
Melihat kondisi pertumbuhan pasar properti di asia pasifik secara keseluruhan. Optimisme pasar regional diharapkan membawa pertumbuhan positif pada pasar properti di Jakarta pada tahun 2026.
Harapan terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi dan insentif Pemerintah seperti PPN DTP, serta keberlanjutan dari pembangunan infrastruktur diharapkan dapat menjadi daya dorong yang signifikan dalam pertumbuhan properti di Jakarta, dan kota-kota besar lain di Indonesia.
Penulis : Jovan Rafkhansa
Sumber :
Q3 2025 Asia-Pacific Capital Markets – Capital Flows Highlights
https://www.retalkasia.com/