Presiden Prabowo Subianto baru saja mendapatkan komitmen investasi sebesar USD 18,5 miliar atau sekitar Rp 294,5 triliun dari sejumlah negara, diantaranya Amerika Serikat, Inggris, China, Brasil, dan Peru. Upaya ini merupakan hasil dari diplomasi ekonomi yang memadukan pendekatan government-to-government dan government-to-business dengan melibatkan pelaku usaha domestik.
Investasi ini tidak hanya menyasar sektor strategis seperti manufaktur, energi terbarukan, infrastruktur, dan ketahanan pangan, tetapi juga diproyeksikan memberi dampak signifikan pada sektor properti.
Berdasarkan laporan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), sektor properti menunjukkan performa yang kuat pada kuartal III 2024. Total investasi properti mencapai Rp 91,56 triliun, dengan Rp 35,04 triliun di antaranya berasal dari Penanaman Modal Asing (PMA). Angka ini mencerminkan minat tinggi investor global terhadap properti di Indonesia.
Komitmen investasi asing ini diperkirakan akan mempercepat pertumbuhan sektor properti di berbagai daerah, mulai dari residensial hingga kawasan industri dan komersial. Misalnya, pembangunan kawasan industri yang terintegrasi dengan logistik dan infrastruktur akan menjadi prioritas untuk mendukung sektor manufaktur, yang merupakan salah satu fokus utama dari investasi asing.
Pertumbuhan e-commerce juga berkontribusi pada peningkatan permintaan untuk kawasan logistik modern. Wilayah seperti Karawang dan Bekasi, yang strategis sebagai hub logistik, diprediksi akan semakin diminati.
Jakarta Property Highlight yang dirilis Knight Frank Indonesia pada semester I 2024 mencatat penjualan lahan industri seluas 236 hektar, dengan 43% di antaranya berada di Karawang dan Bekasi. Permintaan ini mencerminkan peluang besar untuk pertumbuhan properti logistik sebagai salah satu aset yang paling potensial di submarket tersebut.
Properti merupakan sektor dengan multiplier effect pada ratusan sektor yang mencakup konstruksi, penyediaan lapangan kerja, dan jasa pendukung lainnya. Selain menciptakan peluang di berbagai sektor, komitmen investasi ini juga memberikan sinyal positif mengenai stabilitas ekonomi Indonesia di tengah tantangan global.
Meski prospeknya menjanjikan, ada tantangan yang perlu diatasi, seperti penyederhanaan regulasi, pemberian insentif pajak yang menarik, serta percepatan pengembangan infrastruktur pendukung. Pemerintah juga harus menjaga stabilitas ekonomi di atas 5% untuk mempertahankan kepercayaan investor dan memastikan realisasi investasi berjalan sesuai rencana.
Dengan pengelolaan yang tepat, investasi ini tidak hanya akan mendukung pengembangan sektor properti tetapi juga memperkuat daya saing Indonesia sebagai destinasi investasi global.
Penulis : Alivia Putri Winata
Sumber :
https://kfmap.asia/research/jakarta-property-highlight-1h-2024/3517
https://kfmap.asia/research/industrial-market-overview-1h-2024/3568
https://www.detik.com/
https://www.kompas.com/
https://www.tempo.co/