“The Last Paradise on Earth” merupakan julukan dari salah satu pulau yang menampilkan keindahan alam dan kekayaan budaya di Indonesia, yaitu Pulau Bali. Jutaan turis baik lokal maupun mancanegara telah mengunjungi Bali, bahkan hingga menetap. Mulai dari digital nomads, retirees, hingga wellness seekers telah menikmati pulau ini.
Meningkatnya angka kunjungan tahunan sebesar 76% (yoy) akan berdampak positif terhadap perekonomian di Pulau Dewata, termasuk sektor properti yang ditandai dengan harga properti segmen komersial (hotel, ritel, perkantoran) yang meningkat dan juga permintaan apartment sewa (termasuk villa dll) yang meningkat.
Bali memiliki banyak daerah prima yang secara natural menjadi daerah wisata seperti Canggu, Uluwatu, Ubud, dan kawasan yang sudah berdiri sejak lama yaitu Kuta, Legian, dan juga Seminyak. Daerah-daerah ini memang memiliki karakteristik yang mirip tetapi ada keunikan tersendiri, seperti Uluwatu yang didominasi oleh daerah tebing (cliffront) dan Canggu yang dipenuhi oleh aktivitas olahraga air seperti surfing.
Seminyak juga memiliki keunikan, dengan wisata alam bernuansa modern. Kawasan ini pasti ada di daftar itinerary setiap turis saat ini. Bagaimana tidak? Ratusan penginapan dari kelas bawah sampai kelas atas, banyaknya kuliner yang menggugah selera, dan hiburan malam yang wajib dikunjungi menjadi alasan berkunjung ke Seminyak.
Investasi properti di Seminyak akan menjadi keputusan terbaik bagi investor. Simpelnya, kawasan ini akan selalu dipenuhi sepanjang tahun oleh turis lokal maupun mancanegara, dengan daya beli yang tinggi. Secara logika, setiap orang akan mengeluarkan sebagian besar uangnya ketika sedang berlibur, begitu pula dengan wisatawan di Bali.
Menurut BPS, turis mancanegara dapat menghabiskan sekitar $1400 (22 Juta Rupiah) selama berkunjung dengan rata-rata menetap selama 10 hari 10 malam. Pengeluaran tersebut dapat dikategorikan sebagai pengeluaran yang moderat. Pada tahun 2023, Survei BI menyebutkan bahwa wisatawan asal Eropa bisa menghabiskan sampai dengan 66 Juta Rupiah sekalinya berkunjung ke Bali dan hampir 70% pengeluaran berada pada sektor komersial.
Retail yang biasa kita temukan di Seminyak biasanya merupakan retail stand-alone, misal berbentuk ruko atau shophouse yang menjual barang bernuansa seni budaya setempat yang mempromosikan Bali, seperti baju barong dan baju mantai lainnya, equipments for surfing, serta gallery yang berisikan furnitur unik.
Selain itu, terdapat juga ritel fnb yang sedang berkembang secara pesat. Sebut saja donat mochi dan salmon sushi dengan cream cheese, selain kuliner lokal yang dicari wisatawan seperti nasi tempong, nasi jinggo, dan nasi campur yang menjadi makanan khas Bali.
Bangunan komersial berlokasi strategis di seminyak dapat menjadi sebuah opsi bagi investor, khususnya untuk dikelola menjadi retail yang berfokus pada boutique, interior, ataupun gallery. Kenali lebih dekat area ini untuk informasi lebih lanjut, silahkan klik disini.
Penulis : Jovan Rafkhansa
Sumber :
https://kfmap.asia/services/general-agency/commercial/lease/for-lease-commercial-building-seminyak-bali
https://www.detik.com/
https://www.merdeka.com/
https://baliwide.com/
https://emerhub.com/
https://inivie.com/
https://www.indonesia.travel/
https://money.kompas.com/
https://bali.bisnis.com/