84% responden properti menyatakan bahwa efisiensi energi dari hunian menjadi hal yang penting, hal tersebut terungkap dalam survey yang dilakukan oleh Knight Frank Global Buyer Survey. Survei ini dilakukan pada konsumen properti di berbagai wilayah di dunia termasuk di Indonesia.
Tren konsumen terhadap upaya pemeliharaan lingkungan berkelanjutan juga menjadi buah atas efek kebijakan pemerintah yang menetapkan bahwa kesadaran lingkungan hidup harus diadaptasi oleh berbagai sektor pembangunan, diantaranya oleh sektor properti. Implementasi hal ini di dalam sektor properti, akan memberikan dampak terhadap ‘nilai’ aset properti.
Saat ini, produk green property yang sejalan dengan konsep ESG (Environmental, Social, Governance) memang menjadi strategi untuk mengoptimalkan nilai pengembangan properti kedepan. ESG juga telah mewarnai perspektif konsumen saat ini dan menjadi kebutuhan/ tren permintaan yang terus tumbuh, secara praktis produk dengan konsep ESG tidak hanya unggul secara praktis jangka pendek, seperti untuk efisiensi penggunaan listrik, air dengan lingkungan udara yang berkualitas, namun juga mampu meningkatkan kualitas hidup penghuni dan meningkatkan nilai asetnya sejalan dengan keberlanjutan lingkungan hidup.
Bahkan hal ini juga terjadi di sektor perkantoran. Berdasarkan informasi dari Knight Frank United Kingdom, gedung perkantoran premium yang berada di London terutama yang memiliki sertifikat green building atau BREEAM (Building Research Establishment Environmental Assessment Method) memiliki nilai sewa yang lebih tinggi dengan kisaran 3,7%-12,3%. Dengan ini, maka setidaknya dapat diasumsikan bahwa occupier, investor, dan landlord telah memahami bahwa produktivitas, kenyamanan, kesehatan dapat dilakukan sejalan dengan upaya memperpanjang usia lingkungan hidup.
Hal diatas terjadi diantaranya karena investor memahami bahwa BREEAM dapat secara signifikan mengurangi atau menghemat biaya perawatan dan operasional bangunan. Selain itu, bangunan juga menjadi lebih tahan lama, mengurangi risiko underperforming building, memperbaiki produktivitas pekerja, mewujudkan tanggung jawab sosial dalam menjawab tantangan perubahan iklim, serta penghematan biaya operasional dalam 2 sampai 5 tahun kedepan.
Penulis : Syarifah Syaukat
Sumber:
www.knightfrank.com