Tiny House: Tren Hunian Mungil yang Ramah Lingkungan | KF Map – Digital Map for Property and Infrastructure in Indonesia
Tiny House: Tren Hunian Mungil yang Ramah Lingkungan
Friday, 23 August 2024

Tiny house atau rumah mungil kini semakin populer di berbagai belahan dunia sebagai solusi hunian yang minimalis, efisien, ekonomis, dan ramah lingkungan. 

Tren ini muncul sebagai respons terhadap berbagai tantangan modern, seperti keterbatasan lahan, tingginya biaya perumahan, dan meningkatnya kesadaran akan pentingnya keberlanjutan lingkungan.

Konsep modern tiny house sangat populer di Amerika Serikat. Berdasarkan survei salah satu perusahaan investasi real estat di Amerika Serikat pada tahun 2020, 56% orang Amerika mengatakan bahwa mereka akan tinggal di rumah mungil.

Di Indonesia sendiri, konsep tiny house masih merupakan konsep yang relatif baru, tetapi semakin menarik perhatian masyarakat.

Rumah mungil ini biasanya berukuran antara 10 hingga 40 meter persegi yang didesain dengan cermat untuk memaksimalkan fungsi setiap sudut ruang. Meskipun ukurannya kecil, tiny house menawarkan kenyamanan dan gaya hidup yang sederhana namun memadai.

Penggunaan bahan bangunan yang ramah lingkungan, seperti kayu daur ulang, serta teknologi hemat energi, menjadikan tiny house sebagai pilihan ideal bagi mereka yang ingin hidup lebih hijau.

Umumnya, terdapat 2 jenis tiny house yang menggunakan pondasi dan dibangun di atas trailer (tiny house on wheels), yaitu:

  • Tiny house dengan pondasi tetap: dibangun seperti rumah pada umumnya yaitu di atas fondasi yang permanen, seperti pondasi beton atau tiang. Tiny house jenis ini tidak bisa dipindahkan dengan mudah dan sering kali digunakan sebagai hunian tetap.
  • Tiny House on Wheels (THOW): dibangun di atas trailer sehingga dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain. THOW dirancang untuk mobilitas, memungkinkan penghuninya untuk berpindah tempat dengan mudah.

Keuntungan utama dari tiny house adalah biaya yang lebih rendah. Dengan ukuran yang lebih kecil, biaya pembelian tanah, pembangunan, dan perawatan akan jauh lebih rendah dibandingkan rumah konvensional. Selain itu, rumah mungil lebih mudah untuk dibersihkan dan dirawat dibandingkan dengan rumah yang lebih besar.

Namun, tinggal di tiny house bukan tanpa tantangan. Ruang yang terbatas berarti penghuni harus mengatur barang-barang dengan cermat. Hidup dengan gaya minimalis menjadi suatu keharusan.

Bagi keluarga dengan anak-anak, tinggal di tiny house mungkin memerlukan kreativitas ekstra dalam merancang ruang yang nyaman untuk semua anggota keluarga. Selain itu, tiny house mungkin tidak memiliki ruang yang cukup untuk mengadakan acara sosial atau menerima tamu.

 

Nama Penulis: Sabina Ramdani

Sumber:

https://tiperumah.id/

https://www.kompas.com/

https://kumparan.com/

Share:
Back to Blogs