Sektor Properti Bertumbuh di Tengah Pelemahan IHSG

Friday, 31 October 2025

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama seminggu ini tercatat fluktuatif. Ada kalanya berwarna merah, dan di saat lainnya berwarna hijau. Beberapa hari ke belakang, IHSG terpantau melemah, disebabkan oleh sektor-sektor vital yang anjlok.

Di hari selasa, IHSG perdagangan ditutup di level 8.092,62, terkoreksi 0,30% atau turun 24,52. Dinamika ini menandai tekanan lanjutan setelah sesi pagi yang turut dimulai dengan gerakan hati-hati para pelaku pasar.

Pelemahan lima dari sebelas sektor utama BEI menjadi alasan di balik penurunan indeks. Sektor industri menjadi yang paling terpuruk dengan penurunan 0,99%, diikuti keuangan yang melemah 0,74%. Sektor barang konsumen primer terkoreksi 0,61%, transportasi 0,14%, dan barang baku 0,11%.

Di sisi lain, sektor properti dan kesehatan memberikan dorongan terhadap sisa kekuatan IHSG. Saham properti tercatat meningkat terkuat dengan pertambahan sebesar 3,4%. Selain itu, saham sektor kesehatan turut naik 2,65%, sektor teknologi bertambah 2,28%, sektor consumer siklikal menguat 1,25%, sektor infrastruktur juga ikut menguat 0,31% dan sektor energi 0,08%.

Volume transaksi di BEI tercatat mencapai 29,72 miliar saham dengan total nilai perdagangan senilai Rp 9,46 triliun. Dari total saham yang diperdagangkan, 309 saham melemah, 341 saham menguat, dan 159 saham stagnan.

Penguatan sektor properti di tengah melemahnya IHSG dinilai oleh pelaku pasar sebagai suatu sinyal. Momen ini menjadi pertanda bahwa investor mulai beralih ke produk defensif dan bervisi ke jangka panjang.

Di samping itu, hal ini juga dipandang sebagai bentuk optimisme terhadap prospek ekonomi domestik, terutama karena peningkatan konsumsi rumah tangga dan publik menjelang akhir tahun. Terlebih, adanya kebijakan Bank Indonesia yang memangkas suku bunga acuannya serta perpanjangan Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) 100% disinyalir menjadi katalis penguatan saham.

Analis memperkirakan kecenderungan berubah IHSG masih akan berlanjut seiring ketidakpastian global yang mempengaruhi bursa Asia. Namun, momentum pemulihan di sektor-sektor tertentu diharapkan dapat menjadi pendorong stabilitas indeks dalam beberapa pekan ke depan.

 

Penulis: Dita Aulia Oktaviani

Sumber:

https://herald.id/

https://www.liputan6.com/

Share:
Back to Blogs