Rooftop Café, Strategi Menyiasati Keterbatasan Lahan | KF Map – Digital Map for Property and Infrastructure in Indonesia
Rooftop Café, Strategi Menyiasati Keterbatasan Lahan
Friday, 8 April 2022

Kita yang tinggal di perkotaan terutama di kota besar seperti Jakarta tentunya sudah tidak asing lagi dengan rooftop cafe. Kian sempitnya ruang kota membuat penggunaan-penggunaan lahan campuran semakin bertambah, tak terkecuali penggunaan lahan atap sebagai kedai kopi.

Kafe sendiri telah menjadi third place atau tempat ketiga di kalangan anak muda untuk menghabiskan waktu di antara first place (rumah) atau second place (tempat bekerja), bahkan pada masa pandemi ini kedai kopi sering kali dijadikan tempat untuk bekerja para anak muda yang acapkali menyebutnya sebagai WFC (Work From Cafe), hal ini dapat membantu menambah produktivitas para pekerja terutama yang sudah jenuh ketika bekerja di rumah masing-masing.

Pertumbuhan bisnis kedai kopi di Indonesia ini turut didorong dari semakin meningkatnya konsumsi kopi di Indonesia, selama periode tahun 2016 – 2021 diprediksi bahwa konsumsi kopi mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 8,22% per tahun. Belakangan ini pun semakin banyak pula tema-tema kafe baru yang bermunculan mulai dari industrial, homey, artsy, vintage, hingga kafe yang terletak di rooftop.

Kafe yang berkonsep di atap gedung ini menawarkan pengalaman kepada pengunjung untuk  menikmati pemandangan kelap-kelip kota dan langit senja sambil menyeruput kopi dan makanan ringan seraya bercengkrama bersama dengan teman-teman dan keluarga. Terlebih lagi suasana outdoor tanpa atap yang membuat ruang langit terbuka bebas dan tidak terbatas yang turut menambah kesan luas.

Pembangunan rooftop cafe ini juga bermanfaat sebagai pemanfaatan ruang yang semakin sempit di perkotaan, dikarenakan pada umumnya kafe-kafe ini terletak di atap gedung yang sering kali merupakan ruang yang tidak digunakan.

Pembangunan kafe ini pun tidak perlu mengeluarkan biaya yang sangat besar dikarenakan hanya perlu menyulap ruang kosong dari atap bangunan tanpa perlu membangun bangunan baru lagi dan tidak perlu membeli lahan baru untuk mendirikan bangunan, serta dapat membantu para pemilik properti untuk menambah profit dengan mengkomersialkan ruang kosong yang telah dimiliki.

Daya tarik utama wisata kuliner dari kedai kopi ini adalah letaknya yang memungkinkan pengunjung dapat memanjakan mata dengan pemandangan cityscape yang terisi dengan gedung-gedung pencakar langit yang juga dijadikan sebagai tempat untuk berswafoto untuk diunggah di media sosial.

 

Penulis : Sebastian Tri Anggoro

Sumber:

ojs.unud.ac.id

katadata.co.id

kompas.com

validnews.id

kumparan.com

indonesiatraveler.id

coffeeteaimagazine.com

Share:
Back to Blogs