Work arrangement adalah pengaturan sistem atau pola kerja yang berlaku pada suatu institusi. Sebelum pandemi, pengaturan kerja yang dominan dikenal oleh masyarakat adalah pola kerja fully in office space.
Namun, pandemi mengenalkan berbagai sistem pengaturan kerja yang baru, diantaranya work from home atau bekerja dari rumah, hybrid model yaitu sistem kerja yang mengkombinasikan work from office dan remote pada masa periode tertentu, dan sistem kerja full remote atau sistem kerja dari mana saja yang tidak pernah bertatap muka secara langsung (fisik) dalam masa kerja tertentu.
Dalam suatu survey yang dilakukan oleh Knight Frank Singapore, bekerja sama dengan IPSOS terungkap beberapa hal terkait kualitas hidup, yang diterjemahkan salah satunya dalam dimensi yang terkait ‘work’ atau pekerjaan. Lebih spesifik, survey ini mengungkap preferensi work arrangement dari masyarakat berdasarkan usia yang dinilai berpengaruh terhadap kualitas hidup mereka, yaitu sebagai berikut.
Pilihan work from home, atau bekerja dari rumah umumnya dipilih oleh pekerja usia di atas 35 tahun. Namun, tidak demikian pada pekerja dengan usia 18 sampai 24 tahun.
Hybrid model, atau model kerja seimbang antara bekerja di kantor dan bekerja secara remote, menjadi pilihan bagi pekerja dengan usia 44 tahun ke bawah. Namun, tidak demikian pada pekerja dengan usia di atas 55 tahun.
Model kerja full di kantor dipilih oleh pekerja pada usia 55-65 tahun. Namun tidak demikian pada pekerja yang berada pada rentang usia 25 sampai 44 tahun.
Sedangkan model kerja fully remote sepertinya tidak terlalu mendominasi pada seluruh kelas usia, namun dipertimbangkan oleh pekerja dengan kelompok usia di atas 66 tahun.
Berdasarkan hasil survey juga didapatkan informasi bahwa, pilihan work arrangement yang cukup mendominasi pada setiap kelompok usia pekerja adalah model pengelolaan kerja hybrid, karena dinilai seimbang untuk memelihara semangat dan meningkatkan motivasi kerja, dibandingkan dengan model pengelolaan kerja yang lain.
Selain itu, ruang kerja, dinilai sebagai hal yang memiliki peran penting, sebagai tempat bertumbuh para pekerja, berbagi buah fikiran, semangat dan networking space untuk berkolaborasi mencapai target performa yang optimal.
Beberapa hal yang terungkap dan disebutkan sebagai faktor yang menjadikan ruang kerja fisik dinilai lebih efektif dalam mendorong performa kerja yang optimal dibandingkan dengan work from home, diantaranya sebagai berikut :
Temuan dari survey ini memberikan gambaran terkait preferensi pekerja secara umum terkait work arrangement, dan juga terkait keunggulan ruang kerja dalam mendukung performa para pekerja. Beberapa poin temuan ini sepertinya tidak hanya mencerminkan dimensi ‘work’ bagi pekerja Singapore, tetapi juga merefleksikan kebutuhan dan preferensi pekerja secara umum di Jakarta untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik. Namun tetap, diperlukan konfirmasi lebih lanjut atas temuan tersebut untuk komunitas pekerja di Jakarta.
Penulis : Syarifah Syaukat
Sumber :
https://www.knightfrank.com.hk/research/the-quality-of-life-report-building-a-liveable-city-2025-12308.aspx