Knight Frank Asia Pasifik, di awal bulan ini merilis publikasi bertajuk ‘Asia Pacific Tomorrow’, yang mengulas tren properti di Asia Pasifik, termasuk prospek dari setiap sub sektor properti ke depan. Salah satu bahasan dalam publikasi ini mengulas terkait potensi investasi pada beberapa subsektor properti.
Dalam publikasi tersebut, potensi investasi properti dibagi dalam beberapa perspektif, yaitu Core, Core Plus, Value-add , Opportunistic. Pertama, Core yang merupakan aset yang relatif aman, memiliki potensi pendapatan yang stabil, dengan risiko yang rendah. Subsektor properti yang tergolong kriteria potensi ini di Indonesia adalah, residensial dan industri. Sementara itu, di tataran Asia Pasifik, industri dan perkantoran yang umumnya berada pada kategori aset Core.
Berikutnya, Core Plus yaitu aset properti yang memiliki risiko investasi rendah sampai sedang. Di Indonesia, subsektor yang tergolong dalam aset properti ini adalah Warehouse. Subsektor industri umumnya tergolong sebagai aset Core Plus di Asia Pasifik.
Value add, adalah aset properti yang memiliki risiko invetasi sedang sampai tinggi. Di Indonesia, subsektor yang tergolong dalam aset properti ini adalah Warehouse. Di Asia Pasifik, subsektor yang tergolong kriteria Value-add cukup beragam, hal ini mengingat potensi dan tantangan di masing-masing negara berbeda-beda dalam pertumbuhan properti. Subsektor perkantoran, warehouse, ritel data center sampai residential mewarnai kriteria ini.
Opportunistic, adalah aset properti yang memiliki risiko investasi tinggi, karena umumnya membutuhkan perbaikan yang bersifat major, atau complete repositioning. Di Indonesia, subsektor yang tergolong dalam aset properti ini adalah ritel. Ritel juga menjadi subsektor properti di Indonesia yang masuk dalam kriteria potensial untuk investasi dalam bentuk repurposing.
Di Indonesia, residential memang masih memiliki posisi yang stabil pertumbuhannya, hal ini mengingat permintaan dari segmen end-user terus tumbuh, di tengah segmen investor yang masih wait and see. Sementara itu, sektor industri dan warehouse tergolong subsektor properti yang memiliki daya tahan (resiliensi) yang cukup kuat, meskipun terus diperlukan kecermatan dan kewaspadaan dalam ekspansinya.
Penulis : Syarifah Syaukat
Sumber :
https://apac.knightfrank.com/apac-horizon