Potensi Industri Digital | KF Map – Digital Map for Property and Infrastructure in Indonesia
Potensi Industri Digital
Friday, 22 January 2021

Pandemi tidak selamanya memberi dampak negatif terhadap sektor ekonomi. Bisnis digital malah mengalami pertumbuhan di tengah pandemi. Tren ini diperkirakan berlanjut hingga 2021.

Saat ini, sektor digital berkolaborasi menciptakan ekosistem yang mengakomodasi pergeseran perilaku konsumen di masa pandemi. Industri ini juga berinovasi untuk menjawab daya beli masyarakat yang tertahan akibat pandemi.

Perkembangan industri digital telah telah terlihat sejak tahun 2020, dimana indikatornya bisa dilihat dari transaksi di e-commerce, digital banking dan top up e-wallet yang mengalami peningkatan. Kondisi tersebut diperkirakan semakin meningkat pada 2021, bersamaan dengan berlanjutnya work-from-home (WFH) dan bentuk-bentuk pembatasan aktivitas lain sebagai upaya mengatasi pandemi.

Penyelenggaraan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2020 berhasil mencatatkan nilai transaksi berkisar di atas Rp 11,6 triliun. Angka tersebut melampaui target yang dipasang Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) sebagai penyelenggara. Director Nielsen Indonesia, Rusdy Sumantri mengatakan, di saat pandemi, konsumen masih memiliki daya beli yang cukup tinggi. Konsumen yang menjadi pasar terbesar berada pada kalangan milenial. Yakni 36% ada pada rentang usia 15-24 tahun, serta 34% lainnya pada kelompok umur 25-34 tahun. Kalangan yang terbilang “dewasa” yakni pada rentang usia 35-44 tahun hanya berkisar 19% saja. Sisanya merupakan konsumen di kelompok usia 45 tahun ke atas. Kaum pria masih mendominasi pembelian. Fakta lainnya adalah kenaikan transaksi dari luar Jawa. Dominasi transaksi di pulau paling padat di Indonesia ini mulai bergeser. Dari total kenaikan penjualan yakni 28% dibandingkan Harbolnas tahun lalu, kenaikan yang besar berasal dari luar Jawa yakni sekitar 97%.

Selain perkembangan industri digital di bidang e-commerce dan perbankan, Pemerintah Provinsi Jawa Timur tengah menyiapkan sejumlah strategi untuk menarik investor agar mau menanamkan modalnya dalam pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singosari Malang. Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak mengatakan, saat ini, KEK Singosari telah diproyeksikan menjadi sentra industri ekonomi kreatif. KEK tersebut akan dilengkapi dengan digital information technology (IT). Emil mengibaratkan KEK Singosari sebagai sebuah “Sandbox” yang merupakan wadah inkubasi ekonomi digital untuk anak muda. ”Tempat tersebut menjadi industri pariwisata dan satu-satunya KEK di Indonesia yang memiliki klaster digital IT,” ujar Emil.

Terobosan dan inovasi perlu dilakukan untuk meminimalkan dampak buruk pandemi terhadap kondisi perekonomian. Digitalisasi, berperan penting untuk mendukung pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Langkah ini merupakan bagian dari adaptasi dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang di masa normal baru.

Penulis : Miranti Paramita

Source :

https://surabaya.bisnis.com/

https://www.jawapos.com/

https://industri.kontan.co.id/

https://www.jawapos.com/

Share:
Back to Blogs