Saat ini, perusahaan-perusahaan e-commerce di Indonesia membukukan kenaikan volume penjualan seiring diterapkannya physical dan social distancing di tengah wabah Covid-19. Fajrin Rasyid, Co-founder dan President Director Bukalapak dikutip dalam siaran persnya mengatakan “Perusahaan membukukan kenaikan transaksi pada platform e-commerce serta bertambahnya pengguna baru karena adanya pergeseran model bisnis UMKM dan perubahan perilaku konsumsi”.
Seiring dengan Bukalapak, Shopee yang baru saja merilis laporannya juga mencatatkan pertumbuhan volume transaksi (gross merchandise value/GMV) hingga 74,3 persen pada kuartal I/2020. Laporan Shopee menyebutkan untuk realisasi tahun ini Shopee mencatatkan GMV sebesar US$ 6,2 miliar. Sebelumnya, pada kuartal I/2019 Shopee memperoleh GMV di angka US$ 3,5 miliar.
Kenaikan transaksi digital melalui platform e-commerce juga terjadi di negara-negara lain. Berdasarkan data dari sejumlah otoritas e-commerce dunia seperti Criteo-Perancis, terlihat adanya kenaikan transaksi e-commerce secara global hingga 50 persen. Bahkan di Asia Tenggara bisa melonjak hingga 80 persen.
Dari sisi ekonomi, pandemi telah merubah pola perekonomian masyarakat secara total. Masyarakat kini lebih memilih belanja secara online. Sebelum pandemi, e-commerce hanyalah sebuah pilihan. Namun untuk sekarang, penting sekali bagi toko retail dan UMKM untuk menjual produk melalui platform e-commerce untuk mempertahankan bisnis mereka.
Secara gabungan, skala kegiatan ekonomi UMKM memberikan kontribusi sekitar 60% terhadap total Pendapatan Domestik Bruto Indonesia. Untuk itu, pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) menargetkan 2 juta pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) bisa go digital hingga akhir tahun 2020. Salah satunya melalui program Kakak Asuh UMKM yang menggandeng digital platform, seperti Lazada. Di mana UMKM yang akan masuk ke e-commerce akan dilatih oleh UMKM yang sudah terlebih dahulu terdaftar di e-commerce.
Waktu hampir 3 bulan (PSBB) telah mengubah banyak perilaku dan kebiasaan berbelanja masyarakat Indonesia ke depannya, khususnya dalam hal bertransaksi yang pada akhirnya menguntungkan platform e-commerce dan perusahaan berbasis digital lainnya. Hal ini akan memberikan dampak jangka panjang yang positif karena konsumen akan semakin terbiasa berbelanja secara online.
Masyarakat didorong untuk menjalankan kehidupan secara “new normal”, dengan kondisi business as usual yang mengalami disrupsi besar-besaran menuju arah pemanfaatan teknologi digital guna mendukung pertumbuhan bisnis UMKM dan menjaga stabilitas perekonomian nasional Indonesia. Digitalisasi dalam bidang ekonomi digadang-gadang akan menjadi salah satu pilar perekonomian Indonesia di masa depan. Bahkan digitalisasi ini diharapkan mampu mendorong UMKM untuk masuk ke dalam pasar global.
Penulis : Miranti Paramita
Sumber: