Pemulihan negara Indonesia setelah dampak pandemi sedang dilakukan. Salah satunya melalui pengaktifan kembali perjalanan internasional . Pengaktifan kembali perjalanan internasional dan peningkatan tingkat vaksinasi negara, dinilai menjadi momentum yang tepat untuk mengembangkan bisnis akomodasi wisata.
Berangkat dari momentum tersebut Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menciptakan beberapa program unggulan di tahun ini. Salah satunya adalah Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI), ajang pemberian penghargaan kepada desa-desa wisata yang memiliki prestasi dengan kriteria-kriteria penilaian dari Kemenparekraf/Baparekraf. Pada tahun 2022, jumlah peserta yang mengikuti ADWI mengalami peningkatan sebesar 21% (3.419 desa wisata) dari tahun lalu. Hal ini menunjukkan bahwa pengembangan desa wisata kedepannya didukung positif oleh pemerintah Indonesia.
Peningkatan jumlah desa wisata tentunya perlu didukung dengan penyediaan akomodasi bagi wisatawan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pada tahun 2022 terdapat 143.578 wisatawan mancanegara di bulan Januari 2022 yang datang ke Indonesia. Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar 11,8% dari bulan Januari 2021. Hal serupa juga ditemukan bagi wisatawan lokal. Mengutip data dari Kemenparekraf, 70% pemudik pada bulan lebaran ini diproyeksikan menjadi wisatawan lokal bagi beberapa daerah di Indonesia. Data tersebut menunjukkan peningkatan jumlah desa wisata, juga didukung oleh peningkatan jumlah wisatawan. Sehingga, urgensi terhadap akomodasi wisata perlu ditingkatkan.
Namun, sayangnya urgensi tersebut tidak sebanding dengan sumber pembiayaan pengembangan akomodasi. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik pada tahun 2016, 92,73% dari pelaku wisata dan pengusaha ekonomi kreatif mengembangkan kawasannya menggunakan modal pribadi. Hal ini disebabkan kurangnya pemahaman pelaku terhadap akses pembiayaan pengembangan wisata.
Guna meningkatkan kemudahan mendapatkan akses pembiayaan, Kemenparekraf bekerja sama dengan perusahaan keuangan untuk membantu pembiayaan pengembangan homestay pada beberapa desa wisata.Pada tahun 2019, terdapat 13 desa wisata yang diprioritaskan untuk menjadi lokasi pengembangan homestay. Pada tahun 2022, perusahaan tersebut berhasil menyalurkan dana sebesar Rp 8,81 Miliar untuk pembangunan homestay di kawasan pariwisata prioritas nasional.
Hal ini menunjukkan bahwa pembiayaan bagi sektor pariwisata di Indonesia kian membaik. Kemampuan pemilik properti untuk memanfaatkan momentum tersebut menjadi kunci keberhasilan dari upaya pemulihan ekonomi nasional.
Penulis Lusia Raras
Sumber: