Pembangunan Tol Semanan–Sunter: Urgensi, Dampak, dan Harapan

Friday, 23 May 2025

Jalan Tol Semanan-Sunter sempat menjadi bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) terkait 6 ruas Jalan Tol Dalam Kota Jakarta. Meskipun dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025 - 2029 proyek ini tidak lagi masuk dalam daftar prioritas, tetapi pembangunannya tetap berlanjut.

Sebagai salah satu ruas jalan yang masuk dalam bagian proyek 6 ruas Tol Dalam Kota Jakarta tahap I, secara keseluruhan ruas tol Semanan-Sunter dirancang untuk mengurangi kemacetan, meningkatkan konektivitas antarkawasan, serta menjadi jalur distribusi logistik yang efisien di tengah kota.

Jalan Tol Semanan-Sunter memiliki panjang sekitar 20,23 km dan melewati sejumlah wilayah di Jakarta Barat, Jakarta Pusat, dan Jakarta Utara. Wilayah yang dilewatinya antara lain, yaitu Semanan (Kalideres, Jakarta Barat), Grogol - Tomang (Jakarta Barat), Tanah Abang - Kemayoran (Jakarta Pusat), dan Sunter (Tanjung Priok, Jakarta Utara).

Jalan tol ini terintegrasi dengan jaringan jalan tol lainnya, seperti JORR 1, JORR 2, dan tol pelabuhan sehingga diharapkan dapat memperlancar arus distribusi barang dari dan menuju Pelabuhan Tanjung Priok. Selain itu, waktu tempuh dari Semanan ke Sunter diperkirakan dapat berkurang signfikan, dari sebelumnya lebih dari satu jam menjadi sekitar 20 - 30 menit pada saat jam sibuk.

Namun di samping urgensi pembangunanya, Tol Semanan-Sunter sebagai tol dalam kota, menghadapi berbagai perdebatan terkait aspek perlindungan sosial-lingkungan dari proyek ini.

Jika menilik lebih dalam terkait pembangunan Tol Semanan-Sunter, maka diketahui adanya tantangan terkait pembebasan lahan di wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Pusat. Beberapa area, seperti di Kampung Delta Serdang dan Kelurahan Kebon Kosong telah menyelesaikan proses pembebasan, sedangkan per Januari 2025 di Kelurahan Duri Pulo masih dalam proses.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah membentuk Tim Kajian Keberatan Pengadaan Tanah untuk menyusun rekomendasi cara terbaik menyelesaikan proses pembebasan lahan, tetapi tidak dapat dipungkiri jika warga yang telah tinggal turun-temurun tetap merasa kehilangan tempat tinggalnya. 

Selain berdampak sosial, pembangunan proyek ini juga dapat mempengaruhi kondisi lingkungan. Mengingat pembangunan jalan tol Semanan-Sunter berada di kota dengan kepadatan penduduk yang tinggi, maka alih fungsi ruang terbuka hijau atau lahan kosong dapat memperburuk kualitas udara, mengurangi daerah resapan air, serta beresiko meningkatkan urban heat island karena permukaan beton menyerap panas.

Meskipun demikian, pembangunan Tol Seamanan-Sunter menjadi harapan baru bagi warga Jakarta dan sekitarnya dalam memudahkan mobilitas. Proyek ini juga membawa pengaruh terhadap pertumbuhan sektor properti, seperti potensi kenaikan nilai tanah di sekitar koridor tol, perkembangan kawasan komersial, dan memicu pembangunan residensial atau hunian vertikal baru.

Pembangunan Tol Semanan-Sunter juga dapat menarik minat investasi properti, karena konektivitas yang meningkat. Namun, harapan ini perlu diiringi dengan kebijakan ruang kota yang inklusif, agar tidak menciptakan ketimpangan sosial, ketidakadilan di masyarakat, serta tekanan terhadap lingkungan hidup.

 

Penulis: Ratih Putri Salsabila

Sumber:

https://kfmap.asia/blog/sebanyak-28-proyek-jalan-tol-dihapus-hanya-4-jalan-tol-yang-ditetapkan-sebagai-psn/3905

https://kfmap.asia/blog/prosedur-pembebasan-lahan-untuk-pembangunan-jalan-tol/3020 

https://bpjt.pu.go.id/

https://www.kompas.id/

https://ekonomi.bisnis.com/

https://jakarta.kemenkum.go.id/

https://www.detik.com/

https://www.poskota.co.id/ 

Share:
Back to Blogs