Nasib Perkantoran Jakarta di Tengah Kebijakan <i> Hybrid Working </i> | KF Map – Digital Map for Property and Infrastructure in Indonesia
Nasib Perkantoran Jakarta di Tengah Kebijakan Hybrid Working
Date: Thursday, 13 October 2022

Kondisi pandemi yang berangsur membaik pada tahun 2022 membuat para pekerja secara bertahap mulai kembali ke kantor dengan sistem kerja hybrid working.

Berangsur membaiknya pandemi, sejalan dengan temuan riset oleh Knight Frank Global menyatakan bahwa pelonggaran pembatasan mobilitas masyarakat memicu optimisme bagi sektor perkantoran yang ditunjukkan dengan peningkatan tingkat hunian kantor di Asia Pasifik sebesar 1,9% (qoq).

Hybrid Working sendiri merupakan kombinasi bekerja di kantor (WFO) dan bekerja dimana saja, termasuk bekerja dari rumah (WFH). Artinya, perusahaan telah memberikan pilihan kepada karyawan untuk menerapkan sistem kerja yang mereka nilai paling efektif.

Sistem hybrid working sendiri ini telah menjadi tren bekerja pada tahun 2022, khususnya di Indonesia. Laporan Work Trend Index yang dirilis oleh Microsoft Corp mengungkapkan tren hybrid working di Indonesia, dimana dikatakan bahwa sebagian besar karyawan di Indonesia lebih mempertimbangkan untuk beralih ke hybrid working dibandingkan melakukan kerja dari kantor (WFO).

Selain itu, merilis laporan CISCO, diketahui pula bahwa sistem kebijakan hybrid working ini dinilai mampu meningkatkan kualitas kerja karyawan di dalam negeri hingga 56,4 persen dan tingkat produktivitas karyawan yang juga menunjukkan indeks positif yaitu sebesar 53,4 persen.

Namun, disisi lain, adanya kebijakan hybrid working yang diterapkan oleh beberapa perusahaan berpengaruh terhadap perkembangan pasar properti, khususnya ruang perkantoran.

Hybrid Working memberikan dampak pada pelemahan okupansi di kawasan perkantoran Jakarta. Dalam acara konferensi pers Jakarta Property Highlight, untuk performa pasar semester I 2022 yang dilakukan oleh Knight Frank Indonesia, diketahui bahwa tingkat hunian sektor perkantoran di Jakarta hanya sebesar 73% saja, atau terkoreksi dibanding pada semester lalu.

Country Head Knight Frank Indonesia, Wilson Kalip, menyebutkan bahwa ruang kantor tetap diperlukan meskipun pola hybrid working berlanjut di Jakarta. Menurut Wilson, kebutuhan ruang kantor harus diiringi dengan desain yang lebih fleksibel dengan sirkulasi yang lapang dengan tujuan untuk membangkitkan semangat produktivitas antar pegawai.

 

Penulis : Maya Talitha Az Zahra

Sumber:

www.knightfrank.com

www.kompas.com

www.news.microsoft.com

www.katadata.co.id

 

Artikel Terkait:

Fenomena The Great Return, Kembalinya Para Pekerja ke Unit Perkantoran

Share:
Back to Blogs