Pulau Sumatera merupakan salah satu pulau besar di Indonesia, dengan keanekaragaman geografis dan demografis yang signifikan. Karakteristik geografisnya, mulai dari wilayah pesisir hingga dataran tinggi mempengaruhi pola persebaran penduduk dan ekonomi regional.
Ketergantungan ekonomi pada sektor primer seperti pertanian, perkebunan, dan pertambangan menciptakan ketimpangan regional, sementara distribusi penduduk yang tidak merata menjadi tantangan dalam perencanaan pembangunan berkelanjutan. Pemanfaatan sumber daya alam di Sumatera memberikan kontribusi besar bagi perekonomian, tetapi seringkali berdampak negatif pada lingkungan dan masyarakat. Hal ini ditandai dengan adanya fenomena deforestasi, degradasi tanah, dan konversi lahan mangrove menjadi tambak yang mengancam ekosistem pesisir serta memicu konflik lahan.
Sementara itu, tingkat kemiskinan rata-rata di Pulau Sumatera masih berada di rerata 14% pada tahun 2023, dengan Provinsi Aceh memiliki nilai rata-rata tertinggi sekitar 18%. Jika dilihat lebih lanjut, pada daerah dengan tingkat kemiskinan relatif rendah memiliki keterbatasan akses terhadap layanan pendidikan dan kesehatan. Selain itu, ketersediaan infrastruktur layanan dasar, konektivitas, dan pengetahuan perangkat digital masih terbatas.
Melihat keadaan ini, pemerintah telah menyusun arah pembangunan wilayah Sumatera pada Rancangan RPJMN 2025 - 2029 dengan berbasis pada potensi wilayah, seperti di aspek komoditas perkebunan potensial, ketahanan pangan, energi, bahan tambang, dan lokasi geografis yang strategis.
Berikut merupakan arah pembangunan Wilayah Sumatera berdasarkan empat pembagian kawasan, dengan memiliki tujuan sebagai Mata Rantai Utama Bioindustri dan Kemaritiman Berdaya Saing dan Berkelanjutan di Indonesia.
Pembangunan di wilayah Sumatera dengan berbagai arah dan fokus yang telah dirancang dalam RPJMN 2025 - 2029 diharapkan dapat mengoptimalkan potensi daerah, memperkecil ketimpangan, serta menciptakan lapangan kerja yang lebih luas. Dengan memperhatikan keberlanjutan ekonomi, sosial, dan lingkungan di Pulau Sumatera juga diharapkan menjadi pusat bioindustri dan kemaritiman yang berdaya saing, memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat, dan menjaga keberagaman ekosistem yang ada. Tentu, tantangan yang ada perlu ditangani secara menyeluruh agar tujuan pembangunan ini dapat terwujud secara maksimal.
Penulis: Ratih Putri Salsabila
Sumber:
https://kfmap.asia/blog/potensi-pemanfaatan-tata-ruang-untuk-investasi-di-sumatera-utara/2121
https://kfmap.asia/blog/progress-tol-trans-sumatera-menjelang-puncak-arus-nataru-2025/3683
https://kumparan.com
Kementerian PPN/Bappenas. (2024). Ringkasan Rancangan Awal RPJMN 2025 - 2029. Diakses dari https://private-rpjmn.bappenas.go.id/repository/files/shares/Dokumen2024/Ringkasan_Rancangan_Awal_RPJMN_2025_-_2029.pdf