Lika Liku Industri Kendaraan Listrik | KF Map – Digital Map for Property and Infrastructure in Indonesia
Lika Liku Industri Kendaraan Listrik
Friday, 29 October 2021

Indonesia saat ini sudah menjadi eksportir otomotif kedua terbesar di wilayah ASEAN, walaupun produksi kendaraan masih tergantung impor bahan baku mentah (logam dan kimia) maupun komponen elektronik penting lainnya. Pencapaian ini tidak lepas dari dukungan pasar domestik serta investasi yang kuat dari berbagai perusahaan otomotif terkemuka.

Industri otomotif sendiri masuk ke dalam salah satu sektor prioritas pengembangan dalam peta jalan Making Indonesia 4.0 yang digagas Kementerian Perindustrian (Kemenperin). Dengan rencana ini, industri otomotif bisa bertransformasi dan meningkatkan daya saing, mengurangi cost, meningkatkan revenue, dan memiliki kesempatan untuk memperluas market secara global. 

Strategi otomotif 4.0 termasuk diantaranya adalah dengan menaikkan produksi lokal, dalam hal volume dan efisiensi produksi bahan baku dan komponen penting melalui adopsi teknologi dan pengembangan infrastruktur, seperti pembangunan zona industri terpadu dan platform logistik yang lebih efisien.

Selain itu juga bekerjasama dengan perusahaan OEM (original equipment manufacturer) dunia untuk meningkatkan ekspor, dengan fokus pada multi-purpose vehicles (MPV), kendaraan murah ramah lingkungan, dan sport utility vehicles (SUV). Membangun ekosistem untuk industri electric vehicle (EV), dimulai dengan kemampuan manufaktur sepeda motor listrik, kemudian mengembangkan kemampuan mobil listrik berdasarkan adopsi EV yang tak terelakkan di masa mendatang.

Kementerian Perindustrian juga telah mengeluarkan Peraturan Menteri Nomor 27 Tahun 2020 untuk merealisasikan kebijakan tersebut. Peraturan tersebut mengatur tentang spesifikasi, peta jalan pengembangan, dan ketentuan penghitungan nilai tingkat komponen dalam negeri kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (Battery Electric Vehicle).

Salah satu investasi yang digenjot adalah pengembangan baterai. Sebab, baterai merupakan komponen utama dalam EV, dan Indonesia punya raw material-nya berupa aluminium, tembaga, graphite, nikel, mangan, dan cobalt.

Hingga saat ini, baru terdapat satu pabrik baterai kendaraan listrik yang baru memasuki tahap groundbreaking belum lama ini. Sehingga investasi industri kendaraan listrik secara umum masih sangat terbuka lebar, terutama untuk investasi komponen pendukung kendaraan listrik tersebut.

Penulis : Muhamad Ashari

Sumber:

www.kemenperin.go.id

www.kompas.com

Share:
Back to Blogs