Pembangunan infrastruktur terus digenjot oleh pemerintah. Salah satu yang paling dinanti adalah Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB). Proyek KCJB ini merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN) yang tercantum dalam Peraturan Presiden (PP) No. 93 Tahun 2021 tentang perubahan atas PP No. 107 Tahun 2015 tentang percepatan penyelenggaraan prasarana dan sarana kereta cepat antara Jakarta dan Bandung.
Dengan hadirnya KCJB, Indonesia akan masuk ke dalam catatan sejarah sebagai negara pertama di Asia Tenggara yang memiliki layanan kereta cepat. Moda transportasi modern ini akan memberikan alternatif untuk masyarakat yang ingin bepergian dengan cepat, nyaman, dan aman.
Sebagai salah satu proyek strategis nasional, proyek KCJB akan memberikan dampak positif secara langsung di bidang ekonomi, sosial, dan lingkungan. Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan bahwa KCJB nantinya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi negara, khususnya di wilayah Jawa Barat. Dirinya juga mengungkapkan bahwa ada banyak manfaat yang bisa dirasakan oleh masyarakat berkat kehadiran KCJB nanti.
Adanya pembangunan proyek KCJB ini akan membuka lapangan pekerjaan, baik di saat pembangunan hingga nanti beroperasi. Kehadiran KCJB juga dapat mengurangi kemacetan, emisi, penggunaan BBM, serta penghematan waktu perjalanan untuk masyarakat. Dan yang terpenting, adanya integrasi KCJB dan LRT Jabodetabek dengan transportasi bus akan meningkatkan konektivitas, sehingga masyarakat dapat semakin nyaman saat menggunakan transportasi umum.
Proyek KCJB juga dinilai dapat memberikan dampak signifikan lainnya terhadap ekonomi, termasuk pembelian properti di wilayah Bandung dan sekitarnya. Salah satu pengembang properti di Bandung mengatakan bahwa dengan adanya KCJB ini dapat memberikan dampak positif bagi ekonomi dan pariwisata, termasuk investasi properti di Bandung dan sekitarnya. Ia mengatakan bahwa salah satu hal yang paling dicari dari kawasan hunian adalah aksesibilitas yang memadai. KCJB dapat menjadi transportasi yang dinantikan masyarakat yang bepergian, khususnya bagi yang memiliki rumah di Bandung tetapi bekerja di Jakarta.
Adanya akses konektivitas langsung antarmoda dan pengembangan Transit Oriented Develoopment (TOD) di kawasan stasiun juga tentunya akan memudahkan masyarakat pengguna untuk memanfaatkan fasilitas transportasi yang ada di KCJB. Selain akan terhubung dengan LRT Jakarta dan MRT jalur Fatmawati Cawang-Halim, stasiun KCJB di Stasiun Halim direncanakan juga akan terhubung dengan Bandara Udara Halim Perdanakusuma, Stasiun LRT Jabodebek, Bus Rapid Transit (BRT), serta moda lainnya.
Saat ini, di penghujung tahun 2022, total pembangunan proyek KCJB sudah memasuki 80,4 persen. Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia, Didiek Hartantyo, mengatakan bahwa saat ini proyek KCJB tengah dalam periode kritikal karena telah memasuki tahap penyelesaian. Dalam waktu dekat, proyek ini akan segera beroperasi usai melakukan uji coba dan manfaatnya bisa dirasakan bagi masyarakat di Indonesia. Commercial Operation Date (COD) atau mulai beroperasinya kereta cepat ini direncanakan pada awal Juli tahun 2023. Tentunya, sebagai langkah pertama menuju transportasi massal yang unggul dan terintegrasi, pembangunan KCJB diharapkan dapat selesai tepat waktu dan dapat menjadi indikasi kemajuan transportasi nasional.
Penulis: Maya Talitha Az Zahra
Sumber:
Artikel Terkait
Menengok Kawasan Metropolitan di Provinsi Jawa Barat
Forum TOD Mengenalkan Underground Pedestrian Network pada Stasiun MRT