Kemudahan Mobilitas Penduduk dengan MRT | KF Map – Digital Map for Property and Infrastructure in Indonesia
Kemudahan Mobilitas Penduduk dengan MRT
Friday, 22 July 2022

Kemacetan menjadi salah satu alasan hadirnya moda transportasi berbasis rel, MRT di Jakarta menjadi salah satu jawaban atas kebutuhan penyediaan transportasi massal untuk mengurangi kemacetan. MRT atau singkatan dari Mass Rapid Transit Jakarta pertama kali diinisiasi bekerja sama dengan pemerintah Jepang dan diresmikan pada Maret 2019. Rute jalur pertama dimulai dari Bundaran HI – Lebak Bulus dan sebaliknya. Saat ini, rute MRT kedua sedang dibuat yaitu dari Bundaran HI – Kota.

Kini, PT MRT Jakarta memutuskan akan memulai pembangunan Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta Koridor Timur-Barat (Cikarang-Balaraja). Pembangunan akan dimulai dari jalur yang berada di wilayah DKI Jakarta. Direktur Utama (Dirut) PT MRT Jakarta, William Sabandar, mengatakan, rute Kalideres-Ujung Menteng merupakan bagian dari Koridor Timur-Barat yang terbentang dari Balaraja ke Cikarang. Dari total panjang jalur Timur-Barat sejauh 87 kilometer (KM), PT MRT Jakarta akan membangun dari Kalideres hingga Ujung Menteng sepanjang 31,7 km. Pembangunan MRT rute Timur-Barat diprediksi membutuhkan anggaran US$4 miliar (Rp53 triliun).

Proyek pembangunan menghubungkan tiga pemerintah daerah yaitu Pemerintah Provinsi DKI, Banten dan Provinsi Jawa Barat tersebut sudah dikeluarkan dari proyek strategis nasional. Untuk itu, kata William, pihaknya akan memulai pembangunan MRT di dalam wilayah DKI Jakarta terlebih dahulu.

Untuk pembangunan Fase 1 ini, lanjut William, pihaknya akan membagi menjadi dua stage. Stage pertama akan dibangun sepanjang 20,1 km dengan rute dari Kalideres sampai Cempaka Baru. Kemudian, stage kedua dibangun sepanjang 11,6 km dengan rute Cempaka Baru sampai Ujung Menteng. Dia membenarkan anggaran yang dibutuhkan untuk membangun MRT Jakarta Koridor Timur-Barat Fase 1 ini sebesar Rp 53 triliun.

Alasan pembangunan MRT Jakarta Koridor Timur-Barat dilakukan di dalam kawasan Jakarta, karena pihaknya ingin fokus kepada wilayah dengan pemerintah daerah yang paling siap. Penyebutan MRT jalur Timur-Barat ditetapkan karena proyek ini sangat panjang dan terbagi lagi menjadi beberapa fase di dalamnya. Proyek lanjutan MRT Jakarta ini membutuhkan pembiayaan sebesar Rp 160 triliun. MRT jalur Timur-Barat terbagi menjadi Fase 1 mencakup area DKI Jakarta dan Fase 2 meliputi Banten dan Jawa Barat. Proyek MRT East-West Line Fase 1 terbagi lagi menjadi Stage 1 sepanjang 24,527 kilometer dan Stage 2 sepanjang 9,237 kilometer.

MRT jalur Timur-Barat Fase 1 Stage 1 akan melalui Tomang, Dukuh Atas, Senen, Perintis hingga Medan Satria. Untuk MRT jalur Timur-Barat Fase 1 Stage 2 hanya akan melalui Tomang dan Kembangan. Sedangkan untuk MRT jalur Timur-Barat Fase 2 terbagi menjadi Timur Barat Banten sepanjang 29,900 kilometer dan Timur Barat Jawa Barat sepanjang 20,438 kilometer.

Untuk rutenya, MRT Timur Barat Banten akan melalui Kembangan, Kelapa Dua hingga Balaraja di pemberhentian terakhir. Sementara untuk MRT Timur Barat Jawa Barat akan melalui Medan Satria dan Cikarang sebagai pemberhentian terakhir. Dengan adanya MRT di Jakarta, diharapkan agar transportasi dan mobilitas di perkotaan akan semakin mudah, nyaman, dan aman.

Penulis: Rachmaniar

Sumber:

www.kompas.com

www.mediaindonesia.com

 

Artikel Terkait:

Menilik Infrastruktur Transportasi Perkotaan Setelah Pandemi

Share:
Back to Blogs