Kampung Kota Cikini: Simbol Pelestarian Sejarah di Tengah Laju Properti Jakarta

Friday, 18 July 2025

Kampung Kota Cikini merupakan kawasan bersejarah yang berlokasi di Kelurahan Cikini, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat. Sejak awal 1800-an, kawasan ini sudah tercatat dalam peta Batavia dengan nama “Tjikenie”. Dahulu didominasi lahan pertanian serta perkebunan milik pelukis ternama, yakni Raden Saleh yang memiliki rumah bergaya kastil Eropa di Cikini.

Setelah Raden Saleh wafat, lahan tersebut dihibahkan dan berkembang menjadi kebun binatang pertama di Batavia, kemudian berubah menjadi Taman Ismail Marzuki (TIM) sebagai pusat seni dan budaya yang masih aktif hingga saat ini.

Secara spasial, Cikini tumbuh menjadi kampung kota padat yang tetap mempertahankan identitas lokal serta nilai sejarahnya, meski dikelilingi proses urbanisasi kawasan elit, seperti Menteng dan Gondangdia. Bangunan kolonial, masjid tua, dan jejak komunitas Tionghoa di Kelenteng Ho Tek Bio memperkuat kekayaan budaya sehingga menjadi lokasi pendidikan sejarah di Jakarta.

Dengan karakter yang dimilikinya tersebut, Cikini berperan penting dalam dinamika pertumbuhan Kota Jakarta, terutama melalui pelestarian warisan budaya yang secara tidak langsung mempengaruhi sektor properti di sekitarnya. Cikini menunjukkan dampak signifikan terhadap sektor properti, dengan banyak rumah tinggal berarsitektur kuno hingga ruang usaha berbasis budaya berkembang di lokasi ini.

Jika menilik harga tanah di wilayah Cikini, saat ini berada di kisaran Rp25-83 juta/m² dengan harga rumah mencapai Rp100 miliar untuk lahan seluas 1.100 m². NJOP tahun 2024 pun mencerminkan hal serupa dengan kisaran Rp5.095.000/m² - Rp51.843.000/m².

Rentang nilai batas bawah dan batas atas terkait nilai NJOP yang cukup lebar tersebut, menunjukkan keberagaman tipologi kawasan Cikini, yaitu dari lorong-lorong permukiman lama hingga pusat kota modern yang dikelilingi fasilitas budaya, pendidikan, dan transportasi.

Dalam konteks pengembangan kota, data NJOP juga mencerminkan potensi investasi di Cikini yang tetap tinggi, terutama karena kawasan ini mampu mempertahankan nilai historis tanpa kehilangan daya saing. Kondisi ini juga dapat menjadi indikator bagi pengembang untuk melakukan revitalisasi properti dengan tetap menjaga integritas budaya lokal.

Cikini bukan hanya memiliki nilai sejarah yang kuat sebagai kampung kota, tetapi juga memiliki nilai properti yang tinggi dan tetap bertahan di tengah dinamika perkembangan Kota Jakarta.

 

Penulis: Ratih Putri Salsabila

Sumber: 

https://kfmap.asia/blog/sekilas-tentang-kampung-di-perkotaan/2157

https://www.kompas.id/

https://pusat.jakarta.go.id/

https://groperti.com/

https://www.antaranews.com/

Share:
Back to Blogs