Growth Funds 2025 : Tren, Kinerja dan Peluang Investasi Masa Depan

Friday, 23 May 2025

Memasuki pertengahan tahun 2025, sektor reksa dana saham di Indonesia atau yang dikenal sebagai growth funds, menjadi sorotan utama dalam dunia investasi. Meski dibayangi oleh ketidakpastian ekonomi global, tekanan geopolitik, dan fluktuasi nilai tukar, reksa dana saham tetap menunjukkan ketahanan serta peluang pertumbuhan jangka panjang. Jenis investasi ini menitikberatkan pada pertumbuhan modal melalui saham-saham berkapitalisasi besar maupun menengah, yang masih diminati oleh investor domestik maupun asing. 

Berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), nilai dana kelolaan atau Asset Under Management (AUM) reksa dana saham pada April 2025 mencapai Rp69,48 triliun. Angka ini naik 3,47% dibandingkan bulan sebelumnya. Namun, jika dibandingkan secara tahunan, angka tersebut masih mengalami penurunan sebesar 8,79%. Koreksi ini sebagian besar dipicu oleh pelemahan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada kuartal pertama 2025. 

Meskipun demikian, secara sektoral, beberapa industri seperti teknologi, kesehatan, dan energi berkelanjutan masih mampu menunjukkan pertumbuhan positif. Dorongan ekonomi digital nasional dan meningkatnya adopsi teknologi pada sektor finansial turut mendorong efisiensi bisnis, menjadikan saham di sektor-sektor ini memiliki prospek yang solid ke depannya. 

Salah satu pendorong utama optimisme terhadap reksa dana saham di tahun ini adalah ekspektasi penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia dan The Fed. Ketika suku bunga turun, investor cenderung mengalihkan dana mereka dari instrumen pendapatan tetap ke aset yang berpotensi memberikan pertumbuhan lebih tinggi, seperti saham. 

Selain itu, transformasi digital yang semakin luas, peningkatan belanja pemerintah di sektor kesehatan, serta dorongan transisi energi menjadi faktor pendukung kinerja positif saham-saham yang menjadi portofolio utama dalam growth funds.

Kondisi makroekonomi domestik yang relatif stabil, serta komitmen pemerintah dalam menjaga daya beli masyarakat, turut menopang kepercayaan investor terhadap pasar modal. Hal ini tercermin dari partisipasi investor ritel di pasar reksa dana yang terus meningkat. 

Per akhir tahun 2024, jumlah investor reksa dana mencapai 13,76 juta orang, naik sekitar 21% dari tahun sebelumnya. Mayoritas pertumbuhan ini ditopang oleh generasi muda, terutama mereka yang berusia di bawah 35 tahun, yang mulai melek finansial dan aktif menggunakan platform investasi digital. Kemudahan akses melalui aplikasi ponsel, edukasi keuangan yang lebih gencar, serta tumbuhnya budaya menabung dalam bentuk aset produktif menjadi katalis positif bagi industri reksa dana saham di Indonesia. 

Secara keseluruhan, reksa dana saham atau growth funds di Indonesia pada tahun 2025 masih memiliki prospek cerah di tengah dinamika pasar. Meskipun menghadapi tantangan global, momentum pertumbuhan ekonomi domestik, peningkatan partisipasi investor muda, serta akselerasi digitalisasi menjadikan instrumen ini tetap relevan sebagai strategi membangun kekayaan jangka panjang. 

Dengan pendekatan investasi yang cermat dan disiplin seperti menerapkan strategi investasi berkala, memahami profil risiko pribadi, serta melakukan diversifikasi portfolio reksadana saham dapat menjadi sarana yang efektif dalam mencapai tujuan finansial, baik untuk pendidikan, pensiun, maupun investasi masa depan. 

 

Penulis : Alivia Putri Winata 

Sumber : 

https://pusatdata.kontan.co.id/ 

https://market.bisnis.com/ 

https://fima.co.id/ 

Share:
Back to Blogs