EDGE: Langkah Awal Sertifikasi Gedung Hijau yang Diminati!

Friday, 21 November 2025

Seperti yang kita ketahui, green certificate adalah hal yang wajib dilakukan oleh pemilik properti pada asetnya terutama gedung-gedungnya. Saat ini, ada kebijakan Pemerintah PP No. 16/2021 dan Permen PUPR No. 21/2021 tentang Penilaian Kinerja Bangungan Gedung Hijau.

Jenis sertifikasi hijau yang seringkali dipakai biasanya adalah GREENSHIP, LEED, Green Mark, BREEAM, dan Green Star. Tetapi tahukah kamu tentang sertifikasi hijau yang saat ini dinilai cukup praktis untuk diterapkan sebagai langkah awal menuju green building?

EDGE atau Excellence in Design for Greater Efficiencies adalah sebuah inovasi yang dikembangkan oleh International Finance Corporation (IFC) yang merupakan bagian dari institusi World Bank. Sertifikasi ini digunakan untuk membantu developer atau pemilik properti dalam membangun gedung yang efisien terhadap sumber daya yang digunakan.

Uniknya, proses yang dilakukan untuk mendapatkan green certificate dari EDGE hanya dengan melakukan online assessment melalui software atau aplikasi yang telah disediakan IFC. Assessment yang dilakukan diantaranya terkait simulasi dan desain terkait penggunaan air, energi dan material, kemudian audit desain, asesmen konstruksi, dan asesmen post-konstruksi. Berbagai asesmen tersebut dilengkapi dengan bukti dokumen dan foto sebagai bentuk validasi dari kondisi bangunan. Dari proses ini kemudian akan diterbitkan sertifikat EDGE. 

Standar yang dipakai oleh EDGE berfokus pada tiga aspek yaitu energi, air, dan material bangunan. Tingkatan terendah dari EDGE yaitu EDGE Certified mewajibkan suatu proyek untuk hemat sumber daya sebanyak 20% atau lebih besar. Tingkatan selanjutnya yaitu EDGE advanced mewajibkan proyek untuk hemat sumber daya sebanyak 40% atau lebih besar. Tingkatan ini dapat dikategorikan sebagai proyek ‘zero carbon ready’. Tingkatan terakhir atau yang paling tinggi adalah Zero Carbon mewajibkan proyek untuk 100% menggunakan energi terbarukan.

Sertifikasi ini sudah banyak dilakukan di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Beberapa perusahaan seperti Pertamina, Ciputra, PP, Toyota, dan Universitas seperti UGM dan Undip telah menggunakan jasa EDGE untuk menjadi langkah awal menuju properti hijau

Sejak tahun 2017, Citra Maja Raya mendapatkan Final EDGE Certification, yang merupakan produk residensial dari Ciputra teridentifikasi 30% hemat energi, 26% hemat air, dan 60% menggunakan material yang bebas karbon. Dengan ini, Citra Maja Raya teridentifikasi EDGE Certified untuk sertifikasi hijaunya.

Jika bicara tentang keunggulan, EDGE memiliki banyak kelebihan daripada sertifikasi lainnya. Biaya untuk sertifikasi EDGE tergolong lebih ekonomis dibandingkan dengan sertifikasi LEED atau Green Mark. Prosesnya pun juga sangat cepat dan simpel, hanya melakukan pengisian pada software atau aplikasi. Juga merupakan jenis sertifikasi yang paling feasible dalam pengembangan baru. 

Meskipun begitu, EDGE juga memiliki beberapa kekurangan seperti fokus penilaian yang sempit (energi, air, material) dan branding yang kurang kuat untuk menggaet tenant MNC atau Multinational Company.

Pada intinya, EDGE cocok sebagai langkah awal untuk bangunan yang ramah lingkungan. Namun, pada tahap berikutnya, perlu dipertimbangkan untuk melakukan sertifikasi yang berlaku secara umum, baik nasional maupun internasional.

 

Penulis : Jovan Rafkhansa

Sumber : 

https://kfmap.asia/blog/mekanisme-green-building-certificate-yuk-cari-tahu/735
https://gbcindonesia.org/

https://edgebuildings.com/

https://www.djkn.kemenkeu.go.id/

https://www.kompas.com/

Share:
Back to Blogs