Dinamika Pertumbuhan Harga Jual Lahan Industri di Area Jakarta | KF Map – Digital Map for Property and Infrastructure in Indonesia
Dinamika Pertumbuhan Harga Jual Lahan Industri di Area Jakarta
Date: Friday, 3 September 2021

Lahan industri adalah ruang yang seringkali dibayangkan berukuran besar dan difungsikan sebagai tempat beroperasinya industri dengan hilir mudik kendaraan besar untuk mengangkut hasil pengolahan.

Pada semester pertama tahun 2021 di tengah pandemi yang masih membayangi, beberapa submarket di Jakarta mengalami kenaikan harga jual lahan industry dimana juga masih terdapat beberapa submarket lainnya yang terbilang masih stabil.

Submarket yang mengalami peningkatan harga diantaranya adalah Bogor. Wilayah ini mengalami peningkatan harga jual di tahun ini dan dapat mencapai kisaran 15%. Wilayah submarket ini secara umum merupakan wilayah dengan bank tanah industri yang telah menipis atau hampir habis. Hal ini disebabkan oleh adanya orientasi pengembangan lahan submarket untuk permukiman. Dengan kondisi langkanya tanah untuk pengembangan lahan industri, maka tidaklah heran ketika kemudian terjadi penyesuaian harga di wilayah ini.

Sementara itu submarket bagian Timur, Bekasi dan Karawang masih memiliki harga yang relatif stabil dari periode sebelumnya. Jika menelisik pada landbak atau potential lahan industri sebagai future stock yang akan dikembangkan dari submarket ini, setidaknya tercatat sebanyak 4,500 ha akan segera menambah pasokan dalam beberapa tahun kedepan. Kompetisi harga tentu dibutuhkan untuk penawaran di submarket ini untuk menjaga performa transaksi.

Pertumbuhan harga jual lahan industri tidak terlepas dari potensi sektor yang menyerap lahan, diantaranya data center. Koridor timur menjadi wilayah yang saat ini mampu menarik perhatian sektor data center untuk memilih lokasi ini.

Detail spesifikasi yang diperlukan oleh sektor tersebut juga cukup detil. Melalui beberapa kebijakan dan Rancangan Permen Pedoman Pusat Data terdapat indikasi arahan sebagai prasyarat operasional kegiatan ini, diantaranya mulai dari pemilihan lokasi (aman berdasarkan indeks rawan bencana, suhu tertentu, tidak memiliki tingkat kelembaban tinggi, dan akses jalan baik), spesifikasi bangunan dengan kontrol akses dan keamanan (dari kebakaran), ketersediaan energi, penerapan sistem pendingin, manajemen bangunan, pengawasan, dan lain sebagainya.

Detail spesifikasi tersebut harus mampu segera diadaptasi oleh kawasan industri untuk membuka peluang dalam menyerap transaksi dari sektor data center yang memiliki spektrum cukup luas.

Berdasarkan publikasi dari Knight Frank Global yang dirilis pada triwulan 1 tahun 2021, diketahui bahwa saat ini beberapa wilayah di Asia Pasifik telah tumbuh menjadi Hub Data Center, dan mengalami kenaikan transaksi yang cukup signifikan. Kota-kota tersebut diantaranya seperti Mumbai, Singapura dan Hong Kong.

Penulis : Gabriela Bunga & Syarifah Syaukat

Sumber:

www.dcbyte.com

Share:
Back to Blogs