Kehadiran pusat perkantoran digital menunjukkan adanya komitmen pelaku bisnis untuk mencapai Indonesia 4.0. Meningkatnya performa sektor e-commerce juga patut dinilai sebagai pemicu akan kebutuhan ini. Digitalisasi ini diprediksi akan menjadi trend di kawasan perkantoran, dan sektor penggerak ekonomi lainnya.
Menurut riset yang dilakukan oleh Knight Frank Asia Pacific, Wilayah Asia menunjukkan peningkatan demand yang signifikan terhadap data center sejak tahun 2021. Adanya pandemi, justru memicu digitalisasi ini.
Indonesia secara umum, tengah memasuki era digitalisasi, dengan pengguna internet sebesar 77%, atau berkisar 200 juta jiwa dan pertumbuhannya berkisar 1% pertahun, tingginya angka pengguna internet ini didorong dengan tingginya angkatan kerja saat ini. Demografi ini tentu saja menjadi potensi pasar digital yang sangat prospektif.
Di koridor Timur Jakarta saat ini sedang dikembangkan spesialisasi kawasan baru untuk pengembangan kawasan perkantoran berbasis digital, yang tentunya memberikan alternatif bagi para occupier perkantoran, selain CBD Jakarta. Sekaligus menjadi sumber daya penyedia layanan digital yang potensial.
Namun secara umum, pasar properti perkantoran saat ini masih penuh tantangan dengan stok yang relatif besar, dan demand yang terbatas. Pada paruh pertama tahun 2022 ini, tidak ada gedung kantor baru di Jakarta. Namun, hingga tahun 2023 nanti akan ada penambahan pasokan gedung kantor sebesar 9% dari jumlah kantor eksisting di CBD saat ini.
Untuk saat ini memang okupansi di sektor perkantoran cenderung stagnan. Dinamika sewa tetap ada untuk pindah ke gedung dengan kualitas yang lebih baik dengan harga yang kompetitif. Namun ekspansi masih sangat terbatas. Pada paruh pertama tahun 2022 ini, harga sewa di perkantoran CBD mengalami penurunan sebesar 1-2% dari tahun sebelumnya. Kebijakan hybrid dan munculnya konsep work from anywhere menjadi salah satu alasan tantangan pada harga sewa.
Pengembangan kawasan perkantoran berbasis digital di pinggiran Jakarta memang mulai terjadi saat ini, setidaknya ada beberapa alasan diantaranya keberadaan/kedekatan dengan perguruan tinggi sebagai sumber pengembangan ilmu pengetahuan dan sumber daya manusia, harga sewa lahan/ruang kantor yang relatif lebih kompetitif, kedekatan dengan area komersial (seperti kawasan industri/kawasan ekonomi khusus/dsb), aksesibilitas yang cukup baik, dan fasilitas kota yang memadai.
Penulis : Syarifah Syaukat
Sumber:
www.knightfrank.com
www.cnbcindonesia.com
Artikel Terkait: