Dampak Bisnis Hotel saat PPKM Darurat Jawa-Bali | KF Map – Digital Map for Property and Infrastructure in Indonesia
Dampak Bisnis Hotel saat PPKM Darurat Jawa-Bali
Friday, 30 July 2021

Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Jawa – Bali diperpanjang mengakibatkan beberapa bisnis properti merasakan dampak yang signifikan, salah satunya adalah bisnis perhotelan.

Sejak terjadinya pandemi, sektor properti hotel mengalami penurunan pada okupansi pengunjung yang datang. Demi kelangsungan bisnis selama pandemi, beberapa hotel pun pada akhirnya beradaptasi dengan mengubah fungsinya menjadi tempat isolasi mandiri atau karantina bagi penderita Covid-19.

Hingga saat ini, terdapat kurang lebih 64 hotel yang berfungsi sebagai Hotel Repatriasi atau yang dikenal sebagai tempat karantina sementara bagi para pendatang dari luar negeri, dan juga terdapat 20 hotel yang ikut serta dalam program hunian untuk tenaga kesehatan dan tempat isolasi mandiri. Sedangkan untuk hotel lainnya tetap diperbolehkan untuk beroperasi dengan syarat kapasitas maksimal hanya 50% selama pandemi.

Akan tetapi, sejak diberlakukannya PPKM Darurat Jawa – Bali tingkat okupansi sektor properti hotel mengalami penurunan yang cukup signifikan dengan rata-rata hanya sekitar 10% hingga 15% saja dari sebelumnya, yaitu sekitar 25% hingga 40%.

Menurut Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DKI Jakarta, Sutrisno Iwanto mengatakan akan terjadinya pembatalan pesanan baik itu kamar atau kegiatan lainnya seperti rapat, pernikahan, dan acara lainnya yang dapat mengakibatkan potensi sengketa soal pengembalian pembayaran.

Walaupun sektor hotel termasuk dalam sektor esensial selama PPKM Darurat, akan tetapi hal tersebut tidak terlalu memberikan dampak ekonomi yang tinggi pada semua bisnis perhotelan yang ada di DKI Jakarta,  terutama untuk hotel bintang 1 hingga bintang 3 yang tidak mengikuti program Hotel Repatriasi ataupun sebagai tempat isolasi mandiri.

Dampak yang dirasakan oleh sektor hotel sangat dirasakan selama PPKM Darurat ini terus bergulir, begitu pula dampak turunan yang dirasakan masyarakat. Inovasi layanan perlu segera diformulasikan untuk mendongkrak transaksi serapan ruang hotel saat ini.

Penulis : Dimas Rifqi Satrio Notokusumo

Sumber:

www.detik.com

www.liputan6.com 

Share:
Back to Blogs