Jakarta sebagai pusat kegiatan ekonomi diperkirakan memiliki perputaran uang berkisar 70% dari total perputaran ekonomi nasional.
Tidak terkecuali pada kegiatan industri. Area industri yang berada di wilayah Jakarta menjadi kawasan yang sangat diperhitungkan.
Berdasarkan data yang disajikan pada Jakarta Property Highlight 1H21, saat ini kisaran stok lahan industri di wilayah Jakarta berada pada kisaran angka 13.000 hektar. Angka tersebut merupakan angka yang cukup dinamis terlebih di tengah kondisi pandemi. Hal tersebut dipengaruhi oleh fakta bahwa sektor industri merupakan penggerak utama dalam kegiatan ekonomi. Kebutuhan dasar konsumen yang masih terus berjalan dengan keberlansungan transaksi yang signifikan, kemudian juga terrefleksi dalam transaksi di sektor industri.
Kawasan Industri umumnya masih memiliki simpanan lahan atau land bank yang sewaktu-waktu dapat dikembangkan sesuai kebutuhan dan cenderung mengikuti dinamika permintaan pasar. Seperti halnya beberapa alokasi future stock lahan industri di wilayah Jakarta yang dapat mencapai angka 3.600 hektar dalam kurun waktu 3-5 tahun ke depan.
Angka tersebut belum termasuk stok tambahan untuk future supply dari kawasan Subang dan Purwakarta, yang saat ini tengah berkembang sebagai kawasan industri.
Ekspansi yang terjadi dalam masa pandemi ini belum begitu variatif. Sektor bisnis yang mendominasi masih berasal dari kategori konsumsi dasar dan kesehatan, selain juga tentunya sektor teknologi dengan kategori data center dan juga otomotif. Namun sektor lainnya seperti mode dan kosmetik masih menahan rencana ekspansinya.
Saat ini belanja online menjadi transaksi yang dominan. Konsumen tidak hanya berbelanja berdasarkan kebutuhan, namun juga keinginan. Peningkatan belanja online di Asia Pasifik mencapai angka 40%. Peningkatan permintaan tersebut kemudian terrefleksi dalam kebutuhan tambahan penyimpanan barang atau logistik, termasuk kebutuhan ruang industri untuk produksi.
Dengan demikian, sektor logistik juga diperhitungkan sebagai salah satu sektor pemenang untuk saat ini karena peningkatannya yang progresif di tengah merosotnya sektor industri lain.
Penulis : Syarifah Syaukat
Sumber:
www.merdeka.com
