Saat ini, di akhir kuartal keempat tahun 2021 kita dapat melihat refleksi performa setiap sektor pertumbuhan di tengah pandemi khususnya di sepanjang tahun 2021.
Knight Frank Asia Pasifik dalam publikasinya berjudul Asia Pacific Outlook Report 2022: Optimism and Opportunities Ahead menyebutkan bahwa, pandangan terhadap pertumbuhan transaksi sektor properti komersial di tahun depan akan mencapai 20%. Sementara itu di sektor residensial akan mencapai 3-6%. Secara umum disebutkan, performa properti di Asia Pasifik akan rebound.
Lalu bagaimana dengan pertumbuhan properti di Indonesia?
Jika kita melihat tren harga properti residential yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia, maka kita dapat menarik simpulan bahwa tren pertumbuhan harga properti residential cenderung membaik, atau berkisar 1-2%. Optimisme ini tumbuh atas prediksi pertumbuhan ekonomi tahun depan yang akan membaik pada kisaran 5-6%.
Berbagai lembaga juga memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi dan properti yang akan membaik dan tumbuh optimis di tahun depan.
Sebut saja, lembaga riset INDEF yang menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan akan berada pada kisaran 4-5%, yang distimulasi oleh sektor kebutuhan primer terutama pangan dan kesehatan, serta informasi dan telekomunikasi. Membaik kinerja sektor industri pengolahan diperkirakan akan berlanjut tahun depan.
Dari tren pertumbuhan harga residential BI tercermin bahwa pertumbuhan harga properti residential masih akan positif melanjutkan tren pertumbuhan 2021, meski secara nominal masih terhitung melemah dibandingkan tahun 2018.
Optimisme yang diprediksi di atas sangat mungkin dicapai, namun dengan catatan pandemi dapat terkendali, vaksinasi terus berjalan konsisten dan program pemulihan ekonomi terus diinisiasi oleh Pemerintah terutama dalam menggerakan sektor yang menjadi key economic generator seperti sektor manufaktur.
Sejalan dengan pemulihan, sektor properti diharapkan menjadi lokomotif perbaikan dengan memberikan tetesan manfaat terhadap tumbuhnya industri turunan seperti industri konstruksi, industri furnitur, home aplliance, industri kaca, industri baja, industri material bangunan, industri keramik, industri kredit dan perbankan, asuransi, konsultan desain interior, telekomunikasi, industri periklanan, food and beverages, dsb.
Kesadaran kolektif dari kita semua untuk mengendalikan dan mengantisipasi pandemi sangat dibutuhkan untuk perbaikan di tahun depan.
Penulis : Syarifah Syaukat
Sumber:
www.knightfrank.kr
www.beritasatu.com
www.bisnis.com
www.industriproperti.com