Bagaimana Perkiraan Perkembangan Properti Berbasis ESG di Tahun 2025 | KF Map – Digital Map for Property and Infrastructure in Indonesia
Bagaimana Perkiraan Perkembangan Properti Berbasis ESG di Tahun 2025
Friday, 17 January 2025

Knight Frank melakukan prediksi terkait perkembangan tren ESG di sektor properti pada tahun 2025, prediksi tersebut disusun berdasarkan refleksi terhadap perkembangan ESG di sepanjang tahun 2024. Berikut beberapa tren yang diprediksi dalam perkembangan ESG berikut pada sektor properti di tahun 2025, diantaranya:

  • Intensitas penggunaan energi, data terkait penggunaan energi menjadi sangat penting untuk dilaporkan dan diakses, transparansi menjadi unsur penting terkait data. Selanjutnya bagi pemilik properti, sangat penting untuk menuju pengurangan penggunaan energi, serta pengurangan emisi, karena investor akan menyediakan dana liquid terkait project berbasis hijau
  • Revolusi retrofit, tahun ini adalah masanya untuk membangun, menyesuaikan peralatan atau bahan bangunan berbasis hijau, bisa dimulai dari renovasi, renewal maupun membangun baru
  • Mengoptimalkan penggunaan aset, meski harus merubah fungsinya, misal dari residential ke komersial, atau sebaliknya
  • Generasi energi terbarukan akan sangat berpengaruh dan memimpin, energi matahari dan angin diperkirakan akan menjadi alternatif ke depannya, dengan harga yang relatif lebih murah 60% dari gas
  • Kendaraan listrik (EV), menjadi simbol atas momentum perubahan menuju keberlanjutan, dengan promosi rendah emisi, EV diperkirakan akan terus tumbuh potensial, meskipun ada sedikit keraguan terkait ketersediaan charging station.

Beberapa tren di atas perlu diperhitungkan dan dimasukan dalam strategi perkembangan properti, sehingga kemajuan net zero emission dapat terukur dengan akurat di sektor properti, dan tercapai secara bertahap, sebutlah membaik di tahun 2030, dan tercapai di tahun 2060.

Sementara itu, di dalam negeri, Pemerintah melalui Kementerian PUPR telah menyusun Road Map Penyelenggaraan Bangunan Gedung Hijau (BGH), yang digunakan sebagai acuan implementasi untuk gedung di sektor publik, acuan ini menjadi contoh bangunan komersial publik yang menerapkan prinsip hijau. Dengan implementasi, diprediksi jika seluruh gedung kantor pemerintah mampu beralih ke gedung hijau, atau pembangunan rendah karbon maka diharapkan dapat menghemat penggunaan energi hingga 25%, sehingga emisi karbon akan berkurang sekitar 1,91 juta ton CO2, ekuivalen pada tahun 2030.

 

Penulis: Syarifah Syaukat

Sumber :

https://www.knightfrank.com/research/article/2025-01-09-the-esg-outlook-whats-next-for-2025

https://www.tempo.co/ekonomi/

Share:
Back to Blogs