Momen Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran tahun 2022 sangat berbeda dengan sebelumnya, hal ini karena momen ini ditandai dengan transisinya pandemi menuju endemi. Pada April 2022, pandemi berangsur mereda, berbagai sektor bisnis mulai bangkit menggeliat, tanda ini seperti penghapus dahaga di tengah kemarau panjang.
Pandemi, seperti halnya kemarau panjang memberikan dampak pada spektrum kehidupan yang luas, tidak hanya tatanan sosial tetapi juga tatanan ekonomi.
Lalu bagaimana geliat sektor properti di masa transisi menuju endemi, tepat setelah Lebaran tahun 2022 ini?
Menurut Badan Pusat Statistik (2022), pertumbuhan real estate di kuartal kedua tahun 2022 akan mencapai 3,78% (qoq). Bahkan laju KPR di awal tahun 2022 mencapai 2 digit atau berkisar 10,1%.
Pada sektor residensial kita melihat beberapa sinyal positif, diantaranya antusiasme pasar yang tinggi dari pameran properti yang baru-baru ini diadakan. Selain itu, wacana kenaikan rumah subsidi juga menjadikan masyarakat pencari rumah bergegas mencari hunian yang diminati. Harga unit dengan kisaran dibawah 1M menjadi incaran para pemburu properti saat ini yang umumnya berasal dari kelompok usia milenial.
Bagaimana dengan sektor properti komersial?
Setelah dua tahun naik turunnya kondisi pandemi, sejak bulan lalu pelonggaran interaksi masyarakat memberikan sinyal positif bagi pengelola ritel dan peritel. Disebutkan oleh APPBI bahwa tingkat kunjungan rerata mencapai 80%, jauh lebih tinggi dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu dengan tingkat kunjungan di kisaran 50%.
Meski demikian tingkat kunjungan tersebut, belum menyamai tingkat kunjungan di masa normal pra pandemi, yang berada di kisaran 80-90%.
Saat ini yang menjadi buruan para pengunjung ritel adalah makanan dan minuman, hiburan, busana, dan keperluan rumah tangga. Terlepas dari hal itu, memang ritel, residential dan perkantoran masih menjadi favorit investasi dari penanam modal di bidang properti saat ini.
Penulis : Syarifah Syaukat
Sumber:
www.bisnis.com
www.wartagriya.com