Bulan Mei 2022 diwarnai dengan mudik untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri, momen ini berdampak positif pada peningkatan jumlah pengunjung mall. Hal ini menandakan adanya geliat positif bagi bisnis retail di Indonesia, baik bagi investor maupun pengembang.
Pada masa mudik Lebaran 2022 ini, tercatat sebanyak 85 juta penduduk melakukan mudik ke kampung halamannya. Jabodetabek menyumbang sebanyak 14 juta pemudik, atau setara dengan 48% dari total penduduk di kawasan Jabodetabek. Mengingat salah satu tradisi saat mudik adalah membawa cinderamata kepada keluarga di kampung halaman, tingginya angka pemudik mengindikasi adanya peningkatan pengunjung pada pusat perbelanjaan.
Mengutip Alphonzus Widjaja, Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), terjadi peningkatan jumlah pengunjung pusat belanja sebanyak 30% selama bulan Ramadhan dibanding tahun lalu. Jumlah pengunjung tersebut sama dengan jumlah pengunjung sebelum pandemi. Alphonsuz Widjaja juga mengatakan bahwa produk yang dicari oleh konsumen adalah busana, makanan, minuman dan hiburan.
Peningkatan jumlah pengunjung tersebut juga didorong dengan peningkatan daya beli dari konsumen. Menurut laporan keuangan oleh salah satu bank swasta di Indonesia, pada kuartal I tahun 2022 terjadi peningkatan total transaksi retail menggunakan kartu kredit sebanyak 20% (yoy). Pembelanjaan pada lokasi (offline buying) menggunakan kartu debit pun meningkat sebanyak 26% dari tahun lalu. Produk yang dicari oleh konsumen berupa busana, makanan, dan grocery (bahan pokok) dimana hal ini mengindikasikan bahwa penawaran produk primer dan sekunder bagi pengunjung pusat perbelanjaan masih diminati.
Menurut “Jakarta Retail Market Overview 2H 2021” yang diterbitkan oleh Knight Frank Indonesia, pada tahun 2022 hingga 2024 diproyeksikan akan terdapat tambahan 261.545 meter persegi ruang retail yang dapat disewakan. Ruang retail tersebut terdiri dari lima proyek mall yang terletak di kawasan mix-used. Pada akhir tahun 2021, memang masih terjadi penurunan harga sewa ruang ritel berkisar 6%, atau kondisi retail masih terdampak oleh pandemi, dan pemilik bisnis maupun investor cenderung berhati-hati saat ingin menyewa ruang.
Namun, merujuk kondisi di awal tahun 2022, dapat diindikasikan adanya momentum pemulihan bagi ritel di masa lebaran. Peningkatan jumlah pengunjung dan daya beli pengunjung merupakan lampu hijau bagi pemilik bisnis pada sektor food and beverage, clothes, dan grocery. Lampu hijau ini memberi optimisme pada tambahan stok ruang ritel yang akan masuk pasar dalam 2 tahun ke depan di Jakarta.
Penulis: Lusia Raras
Sumber:
www.kontan.co.id
www.okezone.com
www.cnbcindonesia.com
www.kfmap.asia