Polusi udara dan suara, serta ketersediaan air bersih yang terbatas menjadi tantangan besar warga kota, khususnya di daerah dengan kepadatan tinggi. Dalam laporan UN Habitat, masyarakat perkotaan lebih rentan terhadap penyakit tidak menular dibandingkan masyarakat di pedesaan, akibat proses urbanisasi yang cepat dan tidak terencana.
Kesehatan masyarakat kota sering kali dikaitkan dengan ketersediaan fasilitas umum, seperti ruang publik. Sebagaimana SDGs 11.7 yang menargetkan pada tahun 2030 terdapat akses universal ke ruang publik yang aman, inklusif, akses terbuka, hijau, serta ramah lingkungan, terutama bagi perempuan dan anak-anak, orang lanjut usia, dan penyandang disabilitas.
Ruang publik dapat berupa taman, area bermain anak, jalan setapak, dan danau yang berfungsi sebagai wadah interaksi masyarakat. Kehadirannya memungkinkan warga untuk bercengkrama, menikmati suasana kota, sekaligus meningkatkan kesejahteraan mental dan kebahagiaan melalui pemanfaatan fasilitas umum.
Seiring perkembangan zaman, aktivitas fisik masyarakat terus menurun. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, proporsi penduduk Indonesia yang kurang melakukan aktivitas fisik meningkat dari 26,1% pada 2013 menjadi 33,5% pada 2018. Riskesdas 2018 juga menunjukkan bahwa angka obesitas nasional berada di sekitar 21,8% berdasarkan Indeks Massa Tubuh (BMI).
Di tengah kondisi ini, ruang publik dengan aksesibilitas yang memadai dapat mendorong masyarakat untuk beraktivitas fisik dan melawan obesitas.
Tidak hanya itu, dalam rekomendasi laporan UN Habitat, untuk kota dengan kasus penyakit kardiovaskular tinggi, fasilitas umum seperti jalur sepeda, jogging track, dan alat olahraga di taman dapat menggiatkan masyarakat untuk berolahraga untuk melatih kesehatan jantung.
Menambah pepohonan di sekitar area fasilitas umum juga dapat mendorong masyarakat untuk menghabiskan waktu lebih lama. Lebih dari itu, keberadaan pepohonan di daerah dengan kepadatan tinggi dapat menurunkan polusi, karena menyaring udara setempat. Vegetasi turut berkontribusi dalam menangani suhu panas kota, sehingga kenyamanan dan produktivitas masyarakat dapat terjaga.
Di samping kesehatan fisik, fasilitas umum turut andil dalam menangani kesehatan mental masyarakat. Penelitian menyoroti bahwa fasilitas umum yang baik dapat berkontribusi pada komunitas yang lebih bahagia, sehat, mengurangi stres, dan terkoneksinya masyarakat satu sama lainnya.
Keterlibatan masyarakat dalam menjaga fasilitas umum juga turut menjadi perhatian dalam laporan UN Habitat. Oleh karena itu, tanpa pengelolaan dan pemeliharaan yang memadai serta berkelanjutan, fasilitas umum dapat kehilangan kualitasnya dalam berkontribusi memberikan layanan bagi kesehatan masyarakat.
Penulis: Dita Aulia Oktaviani
Sumber:
https://unhabitat.org/
https://www.archdaily.com/
https://www.kemkes.go.id/