Publikasi Knight Frank yang bertajuk Asia-Pacific Outlook 2026 menggambarkan kondisi pasar logistik di Hong Kong pada tahun 2026, yang akan mengalami pertumbuhan sewa tahunan sebesar -3% dengan kondisi ‘tenant’s market’. Situasi ini mencerminkan kompetisi yang ketat di pasar.
Di tengah tantangan tersebut, Hong Kong tetap mengandalkan posisinya sebagai ‘super connector’ di kawasan Greater Bay Area, yang didukung oleh sistem keuangan dan kerangka hukum bertaraf global sebagai fondasi transformasi di sektor logistik.
Kondisi ini menuntut pelaku logistik untuk meningkatkan efisiensi operasional dan menekan biaya agar tetap kompetitif, sehingga inovasi berbasis teknologi menjadi kebutuhan, bukan lagi sekedar pilihan. Salah satu pendekatan yang mulai dikembangkan adalah konsep Low-Altitude Economy, atau teknologi pengiriman berbasis drone.
Konsep Low-Altitude Economy memanfaatkan aktivitas di ruang udara rendah, umumnya dari permukaan tanah hingga ±1.000 meter. Konsep ini menawarkan solusi logistik yang lebih cepat, fleksibel, dan berpotensi lebih hemat biaya, terutama untuk layanan last-mile delivery di wilayah perkotaan padat dan kepulauan yang selama ini menghadapi keterbatasan akses, serta waktu tempuh.
Dalam implementasinya, Hong Kong telah melangkah sebagai pelopor dalam pengoperasian ‘drone delivery’, seperti SF Express yang bekerja sama dengan Phoenix Wings berhasil meluncurkan rute pengiriman drone lintas laut pertama.
Rute ini menghubungkan Cyberport dan Cheung Chau, dengan jarak sekitar 12 kilometer dan dapat ditempuh hanya dalam 18 menit. Inisiatif ini mampu mengurangi ketergantungan pada transportasi feri konvensional, sekaligus menghemat waktu dan biaya.
Dalam publikasi Knight Frank yang bertajuk Asia-Pacific Outlook 2026, juga memproyeksikan bahwa pengembangan Low-Altitude Economy akan mendorong permintaan terhadap properti logistik modern, khususnya bangunan yang memiliki struktur atap dan kapasitas yang memadai untuk mendukung drone pads, stasiun pengisian daya, dan vertiport (landasan pesawat eVtol).
Pemerintah Hong Kong menunjuk Cyberport sebagai mitra lokasi untuk Low-Altitude Economy Regulatory Sandbox, yang berfungsi sebagai wadah uji coba berbagai proyek percontohan. Kawasan ini didukung oleh Artificial Intelligence Supercomputing Centre, pengembangan vertiport, sistem penentuan posisi satelit, serta sistem manajemen lalu lintas udara pintar guna memastikan operasi drone yang aman dan terintegrasi.
Transformasi logistik Hong Kong tidak terlepas dari dukungan pemerintah melalui “Action Plan on Developing Low-Altitude Economy” yang mencakup regulasi, rencana pembangunan vertiport, dan pengembangannya bersama tim R&D. Selain itu, adanya rencana pengembangan rute pesawat rendah lintas bersama Tiongkok daratan akan memperkuat integrasi logistik regional di Greater Bay Area.
Penulis : Ratih Putri Salsabila
Sumber :
https://kfmap.asia/research/asia-pacific-outlook-2026/4546
https://www.viact.ai/
https://elements.evonik.com/