Gebyar konser dan festival musik musisi dalam dan luar negeri menghiasi Indonesia beberapa tahun terakhir. Hingga Agustus 2025, sudah beberapa musisi mancanegara berhasil manggung di Indonesia, sebut saja Linking Park, Bruno Mars, NIKI, DAY6, hingga YOASOBI. Hal ini tidak mengherankan, sebab pendengar musik Indonesia memuncaki jejeran ranking kota pendengar musik terbesar di dunia, menurut laman layanan streaming musik.
Fenomena ini berdampak langsung pada pergerakan pariwisata yang mengarah ke music tourism di kota-kota besar Indonesia.
Perhelatan musik bukan sekedar kehadiran musisi menyapa fans-nya, tetapi juga interaksi antara wisatawan dengan kota tuan rumah konser. Indonesia berpotensi besar dalam mengembangkan pariwisata kota berbasis music tourism, dilengkapi dengan keindahan alam dan budaya yang melekat pada masyarakat.
Tentunya artis memilih suatu kota untuk menjadi pemberhentian tur konser tidak sembarangan, ada banyak hal yang dipertimbangkan oleh agensi dan artis. Contohnya, fasilitas penunjang, kesiapan promotor, dan venue.
Konser-konser ini biasanya dilaksanakan di stadion atau venue berkapasitas besar, seperti stadion GBK, Istora, Indonesia Arena, dan lainnya. Jaringan transportasi menjadi krusial, sebab mobilitas massa besar dalam waktu singkat menuju venue konser dapat menyebabkan kemacetan pada saat sebelum dan sesudah konser berlangsung. Terlebih, beberapa venue berlokasi jauh dari pusat kota yang minim layanan transportasi umum.
Para penonton konser membutuhkan transportasi umum yang dapat diandalkan dengan rute yang jelas. Hingga saat ini, belum ada solusi berarti untuk mengatur lalu lintas selama konser berlangsung, sehingga kemacetan menjadi momok yang tidak bisa dihindari. Transportasi umum juga belum bisa menjawab keresahan ini, sebab rute dan jam operasional moda tidak jarang habis sebelum konser selesai.
Di samping itu, event konser terbukti berhasil mendongkrak gerakan wisata di kota tuan rumah konser melalui pelonjakan okupansi hotel di sekitar venue. Di Jakarta, okupansi beberapa hotel tercatat meroket hampir 100% di sekitar GBK saat konser Coldplay 2024 berlangsung. Tidak hanya itu, Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menyebutkan agar event konser terus didukung untuk menjadi daya tarik wisata Jakarta dan meningkatkan okupansi hotel.
Kerja sama pemerintah dengan pihak terkait, seperti promotor dan pihak venue, dibutuhkan untuk menciptakan pengalaman wisata musik yang menyenangkan. Momentum konser berpotensi besar untuk pergerakan pariwisata. Sayang dilewatkan bila pengalaman wisatawan hanya berhenti di venue saja, karena ada banyak hal yang dapat dilakukan oleh wisatawan di kota, sehingga euforia konser bisa berlanjut, sembari melepas post concert syndrome.
Penulis: Dita Aulia Oktaviani
Sumber:
https://swa.co.id/
https://travel.detik.com/
https://www.beritajakarta.id/
https://www.cnbcindonesia.com/