Metaverse menjadi terminologi yang ramai dibicarakan dalam beberapa minggu terakhir ini. Metaverse adalah jaringan luas dari dunia virtual tiga dimensi yang bekerja secara real time dan persisten, yang mendukung kesinambungan identitas, objek, sejarah, pembayaran, dan hak yang mana dunia itu dialami secara serempak oleh jumlah pengguna yang tidak terbatas.
Singkatnya, metaverse merupakan seperangkat ruang virtual yang diciptakan untuk dijelajahi dengan orang lain yang tidak berada di ruang fisik yang sama dengan menggunakan perangkat VR.
Dengan gagasan yang futuristik ini, maka perusahaan-perusahaan besar berlomba-lomba menguasai lahan virtual sebanyak-banyaknya. Dengan menguasai lahan tersebut, mereka dapat membangun kota impian termasuk dengan fasilitas umum seperti mall, perkantoran, apartemen, sekolah, dan lain-lain.
Dengan teknologi termutakhir, orang berlomba untuk membangun konsep yang memukau. Tujuannya adalah agar mereka dapat mengajak sebanyak-banyaknya orang lain untuk tinggal di kota tersebut. Namun, dalam hal ini kota yang dimaksud adalah kota virtual.
Metaverse ini akan menjadi ladang bisnis baru yang tidak terbatas di kemudian hari. Hal ini karena para pemilik tanah dapat menjual aset yang mereka miliki kepada orang lain dan orang yang membeli juga akan mendapat sertifikat kepemilikan. Jika aset yang dimiliki ternyata banyak peminatnya, maka pemilik dapat menjual asetnya dengan harga yang tinggi.
Lalu, adakah kaitannya dengan bisnis properti?
Saat ini, kebutuhan akan lahan secara fisik semakin hari kian meningkat, sementara stok yang tersedia tidak bertambah. Yang ada, lahan justru semakin menipis. Dengan alasan daya dukung, maka tidak selamanya lahan dapat diperluas, baik melalui pengurugan pantai maupun penambahan ruang vertikal untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Sama seperti di dunia nyata, kegiatan bisnis juga bisa dilakukan di metaverse, termasuk bisnis properti. Orang-orang yang lebih awal bergabung dalam metaverse akan mendapatkan keuntungan untuk memiliki tanah virtual lebih dahulu. Jika memiliki uang lebih, tentu tanah virtual yang dibeli bisa lebih banyak.
Dengan tanah yang mereka miliki ini, mereka dapat membangun berbagai fasilitas komersial seperti rumah, mall, apartemen, dan juga perkantoran yang tentu memiliki pangsa pasar yang luas. Berbagai jasa seperti arsitek interior juga mampu menjual jasanya untuk mendesain interior dari fasilitas komersial tersebut.
Semakin menarik konsep properti yang ditawarkan, maka semakin banyak pula orang yang tertarik untuk melihat dan lalu membeli properti yang mereka bangun. Mereka menjual dan mendapatkan keuntungan dari media virtual tersebut.
Meskipun virtual, konsep metaverse ini diyakini sebagai sebuah gagasan besar yang akan diminati oleh banyak orang. Seperti halnya saat ini dimana orang banyak yang bermain game online. Saat bermain game online, mereka akan mengeluarkan uang secara riil untuk permainan online. Begitu pun metaverse nantinya bekerja.
Metaverse akan memberikan opsi baru dalam pengembangan bisnis properti, namun ruang fisik tetap tidak terganti sebagai ‘anthropo-space’ tempat manusia memijakan kaki, menetap dan melakukan regenerasi.
Penulis:
Muhamad Ashari
Sumber:
www.bloomberg.com
www.matthewball.vc
www.etfdb.com