Riuh Rendah Program Pemerintah Baru & Potensi Dampaknya terhadap Sektor Properti | KF Map – Digital Map for Property and Infrastructure in Indonesia
Riuh Rendah Program Pemerintah Baru & Potensi Dampaknya terhadap Sektor Properti
Friday, 6 December 2024

Belakangan ini kita mendengar bahwa Pemerintah baru merilis program 3 juta rumah, hal ini diharapkan menjadi pendorong aktif pertumbuhan properti residensial, terutama rumah tapak.

Lebih lanjut, program ini dirancang untuk membangun 3 juta unit per tahun, dengan alokasi 1 juta hunian di perkotaan berupa rumah susun dan 2 juta hunian di perdesaan melalui renovasi atau pembangunan rumah tapak baru.

Dalam implementasinya kelak, diharapkan stok hunian vertikal, atau apartemen di kota-kota besar dapat diperhitungkan sesuai dengan segmen yang dibutuhkan. Tercatat, pada semester satu tahun 2024, ada sekitar 8.862 ready stock unit yang belum terjual, jumlah tersebut belum termasuk dengan 7.704 unsold proposed unit (unit baru yang belum terjual) yang masih dalam proses konstruksi.

Di tengah proses implementasi program 3 juta rumah, konsumen dibayang-bayangi dengan wacana kenaikan PPN 12% pada tahun depan. Tentu saja terkait wacana kenaikan PPN menjadi 12% bisa menjadi tantangan pada segmen tertentu.

Meski program 3 juta rumah memiliki sasaran pada segmen menengah ke bawah, wacana kenaikan PPN 12% dapat berdampak pada seluruh segmen, meski akan terdampak cukup signifikan pada kelas menengah ke atas.

Namun, memang besaran dampak masih sangat tergantung dengan insentif yang berlaku ditahun depan.

Pada sisi lain, pengembang dan konsumen sangat berharap terhadap keberlanjutan insentif PPN DTP sangat dibutuhkan saat ini untuk menjaga pergerakan pertumbuhan properti. Insentif ini diperlukan untuk mendukung pertumbuhan positif properti residensial saat ini.

Dalam mendukung percepatan pertumbuhan sektor properti, Pemerintah, pengembang, dan perbankan juga perlu memformulasikan sistem pembayaran yang sesuai dengan kemampuan pembiayaan konsumen yang masih lemah saat ini.

Pengembang perlu terus optimis di tengah deflasi yang belum berakhir dan masa pelemahan ekonomi, terutama segmen kelas menengah ke bawah. Pengembang dapat menggarap pasar yang masih bergerak saat ini, namun perlu diperhatikan lebih detil terkait karakter unit yang dibutuhkan, sesuai dengan minat konsumen saat ini, diantaranya minimalis, bebasis rumah pintar, memiliki ruang terbuka hijau, dengan skema pembiayaan yang fleksibel.

 

Penulis : Syarifah Syaukat

Sumber:

https://kfmap.asia/research/jakarta-strata-apartment-market-overview-1h-2024/3619

https://www.kompas.com/

Share:
Back to Blogs