Prospek Ritel Stand Alone di Tengah Pandemi | KF Map – Digital Map for Property and Infrastructure in Indonesia
Prospek Ritel Stand Alone di Tengah Pandemi
Date: Friday, 24 July 2020

Fakta pandemi membuat sektor ritel terpukul, salah satunya bisnis fnb atau waralaba seperti makanan cepat saji (fast food) yang juga merasakan imbasnya. Akibat pemberlakuan PSBB yang menyebabkan ditutupnya layanan dine-in menyebabkan penjualannya turun drastis, sehingga terdengar penutupan sejumlah gerai fnb yang ada di mall.

Walaupun saat ini pemberlakuan PSBB sudah dilonggarkan, dan layanan dine-in sudah dibuka kembali, namun belum dapat mengembalikan traffic pengunjung seperti sedia kala. Hal ini dikarenakan dengan penerapan protokol kesehatan yang membatasi kapasitas pengunjung sampai dengan 50% dan pembatasan jam operasional menjadi lebih pendek, mulai pukul 11.00 sampai dengan 20.00 WIB.

Menghadapi situasi yang sulit, salah satu waralaba fast food di Indonesia mengaku tengah menerapkan strategi untuk mempertahankan bisnisnya melalui pengembangan solusi digital untuk pemesanan (Self Ordering Kiosk) dan drive thru. Cara ini tak hanya memudahkan dalam pelayanan kepada pelanggan, namun berdampak pada peningkatan yang signifikan untuk penggunaan non-tunai dan pada transaksi drive thru di masa pandemi ini.

Berdasarkan data dari Knight Frank Indonesia dalam update Jakarta Property Highlight 1H 2020 didapatkan bahwa, tingkat okupansi ritel di Jakarta pada semester 1-2020 masih stagnan di kisaran 86 persen. Namun, untuk semester ke II-2020, Syarifah Syaukat selaku Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia menilai tantangan ke depan akan lebih berat, Ia pun memprediksi akan ada perlambatan okupansi karena sejumlah sektor dan peritel akan habis masa sewa dan harus memutuskan untuk berhenti atau melakukan perpanjangan.

Senada dengan Syarifah, Donan Aditria selaku Associate Director Strategic Consultancy Knight Frank Indonesia juga menambahkan bahwa peritel memiliki 2 pilihan antara re-layout space mereka didalam mall atau berusaha keluar dari mall dan mendirikan gerai stand alone dimana lahan komersial akan menjadi alternatif baru, dikarenakan jika traffic mall tidak naik dan berimbas pada perolehan revenue, maka pilihannya peritel harus menjemput bola untuk mendekati keberadaan marketnya.

Dalam kondisi seperti saat ini, berbagai peluang harus dimanfaatkan oleh peritel termasuk diantaranya dengan rencana strategi pemasaran yang matang, beralih ke digital dengan memanfaatkan teknologi dan kanal digital serta mengubah rencana ekspansi mereka yang semula berada di dalam pusat perbelanjaan ke stand-alone building. Alternatif pilihan ini sudah dilakukan oleh beberapa waralaba fnb yang berekspansi di stand alone building.

Penulis : Miranti Paramita

Sumber :

https://ekonomi.bisnis.com/

Sesi daring Press Conference Knight Frank Indonesia – Jakarta Property Highlight IH2020 sektor retail.

Share:
Back to Blogs