Lupakan tiket pesawat mahal dan jet lag. Tren liburan kini telah bergeser drastis ke konsep yang lebih santai dan dekat: staycation dan micro local travel. Pergeseran ini bukan hanya soal kenyamanan, tetapi juga membuka peluang emas bagi investor properti. Data pasar menunjukkan, memiliki properti di destinasi wisata lokal kini bukan lagi sekadar aset tambahan, melainkan jalan pintas menuju investasi properti yang paling menguntungkan (cuan) saat ini.
Tren berlibur di dekat rumah telah diakui secara global. Forbes (2020) mencatat bagaimana staycation menjadi "liburan baru" di Amerika, dengan dorongan utama dari waktu liburan yang semakin singkat (rata-rata 4 hari) dan keengganan untuk terbang. Fenomena ini menyebabkan lokalisasi pasar akomodasi yang masif, dengan contoh di mana 85% pengunjung hotel di area tertentu di California adalah penduduk lokal.
Tren ini memberikan keuntungan bagi pemilik properti/akomodasi, diantaranya :
Sektor pariwisata di Indonesia, tumbuh dan pulih cukup cepat setelah pandemi, angka-angka di tahun 2025 memberikan gambaran fundamental yang fantastis:
Laporan Knight Frank Indonesia terkait Property Outlook (2025) mengkonfirmasi tingginya optimisme di sektor properti yang memadukan wisata, hiburan, dan olahraga. Investor didorong untuk fokus pada properti akomodasi di destinasi dengan likuiditas tinggi, termasuk kawasan Greater Jakarta, Bali, Makassar, Semarang, dan Surabaya.
Investasi properti di destinasi wisata lokal adalah pilihan paling strategis saat ini. Didukung oleh permintaan global yang stabil dan pertumbuhan pasar domestik yang eksplosif, ini adalah waktu terbaik untuk menjadikan properti staycation anda sebagai mesin penghasil uang.
Penulis : Arief Fadhillah
Sumber :
https://kfmap.asia/research/survey-proyeksi-pasar-properti-indonesia-2025/3749
https://www.forbes.com/
https://stayvello.com/
https://kemenpar.go.id/
https://www.marketreportanalytics.com/
https://tempo.co/ekonomi/
https://industri.kontan.co.id/