Properti Lokal: Investasi 'Staycation' Paling Cuan Sekarang

Friday, 21 November 2025

Lupakan tiket pesawat mahal dan jet lag. Tren liburan kini telah bergeser drastis ke konsep yang lebih santai dan dekat: staycation dan micro local travel. Pergeseran ini bukan hanya soal kenyamanan, tetapi juga membuka peluang emas bagi investor properti. Data pasar menunjukkan, memiliki properti di destinasi wisata lokal kini bukan lagi sekadar aset tambahan, melainkan jalan pintas menuju investasi properti yang paling menguntungkan (cuan) saat ini.

Tren berlibur di dekat rumah telah diakui secara global. Forbes (2020) mencatat bagaimana staycation menjadi "liburan baru" di Amerika, dengan dorongan utama dari waktu liburan yang semakin singkat (rata-rata 4 hari) dan keengganan untuk terbang. Fenomena ini menyebabkan lokalisasi pasar akomodasi yang masif, dengan contoh di mana 85% pengunjung hotel di area tertentu di California adalah penduduk lokal. 

Tren ini memberikan keuntungan bagi pemilik properti/akomodasi, diantaranya :

  • Pendapatan Agresif dan Efisiensi Operasional: Model vacation rental yang dikelola dengan baik mampu menghasilkan arus kas superior. Tingkat hunian (okupansi) properti short-term rental secara global kini mulai menstabil di angka sekitar 55%, menjadikannya sumber pendapatan yang konsisten.
  • Efisiensi Marketing: Dengan target pasar yang lebih lokal, biaya pemasaran properti akomodasi Anda akan jauh lebih rendah dan terarah.

Sektor pariwisata di Indonesia, tumbuh dan pulih cukup cepat setelah pandemi, angka-angka di tahun 2025 memberikan gambaran fundamental yang fantastis:

  • Pasar Akomodasi M-to-M yang Kuat: Meskipun Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel bintang secara tahunan (YoY) masih mengalami sedikit penurunan di April 2025, TPK ini justru melonjak 13,42% secara bulanan (M-to-M) menjadi 46,98% (BPS, April 2025). Peningkatan signifikan ini didorong oleh kuatnya aktivitas dan momentum liburan domestik, festival, serta acara-acara lokal.
  • Bali Tetap Unggul: Bali tetap menjadi motor utama pasar akomodasi, mencatatkan TPK tertinggi hingga 57,23% di April 2025.
  • Dampak Wisatawan Asing: Lonjakan wisatawan mancanegara juga memberikan dorongan signifikan. Jumlah kunjungan WNA pada Agustus 2025 mencapai 1,5 juta kunjungan, tumbuh 12,33% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, mendongkrak okupansi hotel bintang empat dan lima (Kontan, Q3 2025).
  • Pasar Properti Perhotelan meningkat : Pasar properti hospitality real estate di Indonesia diproyeksikan mencapai nilai $1.84 miliar di tahun 2025 dan diprediksi tumbuh dengan Compound Annual Growth Rate (CAGR) 12.07% hingga 2033 (Market Report Analytics, 2025).

Laporan Knight Frank Indonesia terkait Property Outlook (2025) mengkonfirmasi tingginya optimisme di sektor properti yang memadukan wisata, hiburan, dan olahraga. Investor didorong untuk fokus pada properti akomodasi di destinasi dengan likuiditas tinggi, termasuk kawasan Greater Jakarta, Bali, Makassar, Semarang, dan Surabaya.

Investasi properti di destinasi wisata lokal adalah pilihan paling strategis saat ini. Didukung oleh permintaan global yang stabil dan pertumbuhan pasar domestik yang eksplosif, ini adalah waktu terbaik untuk menjadikan properti staycation anda sebagai mesin penghasil uang.

 

Penulis : Arief Fadhillah

Sumber : 
https://kfmap.asia/research/survey-proyeksi-pasar-properti-indonesia-2025/3749
https://www.forbes.com/
https://stayvello.com/
https://kemenpar.go.id/
https://www.marketreportanalytics.com/
https://tempo.co/ekonomi/
https://industri.kontan.co.id/

Share:
Back to Blogs