Pergerakkan Investasi di Sektor Properti Pada Kuartal Pertama 2024 | KF Map – Digital Map for Property and Infrastructure in Indonesia
Pergerakkan Investasi di Sektor Properti Pada Kuartal Pertama 2024
Date: Friday, 10 May 2024

Industri properti merupakan salah satu magnet investasi di Indonesia hingga kini. Menurut data dari Kementerian Investasi/BKPM, investasi yang terealisasi di sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran mencapai Rp 29,4 triliun.

Investasi yang berasal dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mencapai Rp 15,19 triliun dengan melibatkan 6.324 proyek, sedangkan investasi dari Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar 946,4 juta Dolar AS atau setara dengan Rp 14,19 triliun (dengan kurs Rp 15.000) dan melibatkan 6.208 proyek. Total investasi tersebut menempatkan sektor properti sebagai sektor keempat terbesar dalam realisasi investasi di Indonesia pada Triwulan I-2024.

Sedangkan sektor yang menduduki peringkat pertama adalah industri logam dasar, barang logam, bukan mesin, dan peralatan dengan nilai investasi Rp 48,1 triliun. Disusul oleh sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi dengan investasi Rp 48 triliun, serta pertambangan dengan investasi Rp 42,3 triliun. Industri makanan menempati peringkat kelima dengan investasi Rp 29 triliun.

Total realisasi investasi pada Triwulan I-2024 mencapai Rp 401,5 triliun, dengan rincian investasi Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp 204,4 triliun dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 197,1 triliun. Investasi ini berhasil menyerap tenaga kerja sebanyak 547.419 orang di Indonesia.

Meskipun potensi yang besar, sejumlah tantangan dalam proses realisasi investasi di sektor properti perku dikenali, diantaranya sebagai berikut:

  1. Regulasi yang kompleks: Kebijakan dan regulasi yang berubah-ubah seringkali menjadi hambatan bagi investor. Perizinan dan proses birokrasi yang panjang dapat memperlambat proyek properti dan menimbulkan ketidakpastian.
  2. Infrastruktur yang belum merata: Meskipun perkembangan infrastruktur di Indonesia, masih banyak daerah yang belum terjangkau. Ketersediaan infrastruktur yang memadai menjadi kunci dalam menarik investasi properti ke wilayah-wilayah tersebut.
  3. Ketidakpastian politik: Ketidakstabilan politik, baik secara lokal maupun nasional, dapat mengganggu iklim investasi. Perubahan kebijakan yang tiba-tiba atau ketidakpastian politik dapat membuat investor ragu untuk menanamkan modalnya.
  4. Pasar yang beragam: Karakteristik pasar properti yang berbeda-beda dari satu wilayah ke wilayah lain menuntut pemahaman yang mendalam akan kondisi lokal. Hal ini dapat menjadi tantangan bagi investor yang ingin diversifikasi portofolio mereka.

 

Penulis: Lusia Raras

Sumber:

https://www.kompas.com/properti/read/2024/05/05/150000021/triwulan-pertama-investasi-rp-8-02-triliun-masuk-ke-sektor-konstruksi

https://www.kompas.com/properti/read/2024/05/05/140000021/terbesar-keempat-sektor-properti-serap-investasi-rp-29-4-triliun

Share:
Back to Blogs