Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, telah meresmikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur pada tanggal 25 Juni 2025. Peresmian ditandai dengan penandatanganan dua prasasti di kawasan The Meru Sanur, Denpasar. KEK Sanur dibangun diatas lahan seluas 41,26 hektar yang terletak di Kota Denpasar, dan secara resmi ditetapkan sebagai KEK melalui peraturan pemerintah Nomor 41 Tahun 2022.
KEK Sanur dikembangkan sebagai area modern dan terintegrasi, dengan berbagai fasilitas unggulan seperti layanan kesehatan berstandar internasional, akomodasi hotel dan fasilitas MICE, pusat penelitian di bidang kesehatan, dan ethnomedicinal botanica garden. Pengembangan KEK Sanur mampu menyerap tenaga kerja langsung sebanyak 18.375 orang dan 25.272 tenaga kerja tidak langsung.
Presiden Prabowo Subianto menyebut KEK Sanur sebagai “terobosan sejarah” dan langkah strategis untuk mengurangi kebocoran devisa akibat warga Indonesia yang rentan berobat ke luar negeri. Hal ini sejalan dengan pernyataan dari Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yang menyebutkan bahwa 2 juta masyarakat Indonesia berobat ke ke luar negeri dan menghabiskan Rp150 trilliun per tahun.
KEK Sanur dibentuk untuk menjawab tantangan tersebut. Dengan berbagai fasilitas dan insentif khusus yang disediakan KEK seperti Tax Holiday, pembebasan bea masuk, regulasi khusus di bidang ketenagakerjaan, imigrasi, dan pelayanan satu pintu melalui administrator KEK, sehingga diharapkan KEK Sanur dapat berkembang lebih cepat, sehingga dapat berkompetisi dengan pusat layanan kesehatan berstandar internasional lainnya.
Dalam pengembangannya, KEK Sanur dikembangkan untuk memberikan layanan kesehatan yang berkualitas tinggi, dengan fasilitas khusus KEK kesehatan seperti relaksasi prosedur dokter asing, relaksasi proses persetujuan barang impor, dan relaksasi penggunaan teknologi kesehatan impor dalam fasilitas kesehatan KEK Sanur. Regulasi ini membuka hadirnya dokter profesional di dunia, sekaligus teknologi advance serta obat-obatan yang sebelumnya tidak ada di Indonesia.
KEK ini dikembangkan di atas lahan seluas 6 hektar dengan fasilitas teknologi yang tinggi. Selain itu, kawasan KEK Sanur sedang mengembangkan fasilitas klinik international seluas 5,3 hektar, dan taman etnobotani seluas 5 hektar.
Diharapkan, di tahun 2030 sekitar 4% hingga 8% penduduk Indonesia yang sebelumnya berobat ke luar negeri bergeser berobat ke KEK Sanur, dengan prediksi total pasien berkisar 123.000 orang hingga 240.000 orang.
Hadirnya KEK Sanur menjadi bukti nyata transformasi layanan kesehatan di Indonesia. Dengan fasilitas berstandar internasional, dan dukungan regulasi yang pro-inovasi, kawasan ini membuka harapan baru dalam sektor layanan kesehatan bertaraf internasional di Indonesia.
Nama: Davin Nathanael Ruslim
Refrensi:
https://bali.antaranews.com/
https://www.idxchannel.com/
https://kek.go.id/
https://www.detik.com/
https://finance.detik.com/