JAKARTA - Rerata penjualan lahan industri di Jakarta sedikit melemah atau minus 1,1% sepanjang semester I-2021. Nilai rerata penjualan lahan semester ini tercatat kurang lebih 67,44%.
Berdasarkan survei dari Knight Frank Indonesia, kawasan Bekasi masih menjadi penyerap terbesar hingga saat ini, yaitu sekitar 68%. Dominasi serapan lahan di Kawasan Timur ini berasal dari sektor otomotif, data center, tekstil, dan Fast Moving Consumer Goods (FMCG).
Sementara itu, Kawasan Barat terserap untuk sektor kimia, logistik, dan kesehatan. Lahan ini digunakan oleh investor lokal maupun asing. “Tidak hanya multi national company (MNC) yang menyerap lahan industri, tetapi juga pemain lokal di koridor Timur maupun Barat,” ujar Willson Kalip selaku Country Head dari Knight Frank Indonesia dalam paparan daring, Selasa, 24 Agustus 2021.
Menurut Willson, pergerakan di sektor industri merupakan cerminan dari dominasi pengeluaran belanja masyarakat, yakni untuk makanan dan minuman, serta kesehatan. Maka, untuk menggerakan transaksi lahan industri, kata dia, rantai pasokan dari produk unggulan perlu didukung infrastruktur yang prima agar pasokan terdistribusi dengan baik.
Sebagai informasi, permintaan properti secara komersial sepanjang kuartal II-2021 tercatat sedikit terungkit. Hal ini dibuktikan oleh Indeks Permintaan Properti Komersial (IPPK) yang tumbuh 0,06% year-on-year (yoy) dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
Mengutip laporan Bank Indonesia (BI), perbaikan ditopang oleh segmen hotel dan apartemen sewa. Hal ini sejalan dengan tingginya kebutuhan masyarakat untuk isolasi mandiri maupun penginapan tenaga medis.
Selain itu, muncul kembali tren permintaan oleh segmen convention hall untuk kegiatan meeting, incentive, convention, exhibition (MICE).
Penulis: Aprilia Ciptaning
Sumber:
www.trenasia.com