Pemerintah Sanggupi Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya

Friday, 15 August 2025

Rencana perpanjangan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung menuju Surabaya tengah dibahas intensif oleh pemerintah. Jalur ini nantinya menjadi penghubung dua kota besar di barat dan timur Pulau Jawa. Proyek ini menjadi harapan baru bagi mobilitas di Pulau Jawa yang terintegrasi dan hemat waktu. 

Proyek perpanjangan kereta cepat Jakarta-Surabaya merupakan salah satu program pengembangan jaringan dalam Keputusan Menteri (KM) Perhubungan Nomor KM 296 Tahun 2020 tentang Rencana Induk Perkeretaapian Nasional.

Pemerintah pusat memberikan sinyal mengenai kelanjutan proyek ini. Presiden Prabowo Subiyanto memberi isyarat supaya kereta cepat Bandung-Surabaya dapat dilanjutkan. Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menindak lanjuti arahan tersebut dengan mendorong pembentukan satgas (task force) kereta cepat. 

Sejalan dengan upaya tersebut, terdapat revisi peraturan perundangan dan penekanan mengenai koordinasi lintas sektor dalam pembangunan proyek kereta cepat Bandung-Surabaya. Rincian koordinasi tersebut berupa penuntasan dokumen akademik RUU Sistranas oleh Kementerian Perhubungan, identifikasi insentif fiskal oleh Kementerian Keuangan, penyusunan studi tata ruang dan trase oleh Kementerian ATR/BPN, serta penyesuaian regulasi pendukung oleh Kementerian BUMN.

Sementara itu, PT KCIC telah membuat prastudi kelayakan jalur lanjutan dari Tegalluar ke Surabaya, yakni lintas selatan, lintas tengah, dan lintas utara. Ketiga jalur tersebut merupakan lintasan selatan rute Bandung-Surabaya, melewati Kroya dan Yogyakarta dengan jarak 629,5 km, serta 13 stasiun yang dapat ditempuh 180 menit. 

Tambahan anggaran Rp 200,2 miliar pada tahun 2026 sebagai bentuk keseriusan Pemerintah dalam mengawal proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya. Anggaran ini nantinya sebagai penambah pagu indikatif kementerian yang dipimpin AHY, sebesar Rp 115,7 miliar. Proyek ini juga terbuka terhadap investasi baru yang akan masuk. 

Bila sebelumnya KCIC melibatkan China sebagai investor, pada proyek kelanjutan jalur ke Surabaya, pemerintah membuka investasi kepada pihak mana pun, yang nantinya akan diseleksi hingga menjadi pilihan tepat bagi pemerintah.

Saat ini, pemerintah juga tengah mengkaji evaluasi dana Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Sebelumnya, pembangunan proyek Kereta Cepat Whoosh Jakarta-Bandung menelan dana sebesar US$ 7,2 miliar, serta cost overrun sebesar US$ 1,2 miliar. Suntikan dana proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung didapat dari pinjaman China Development Bank (75%) dan sisanya berasal dari setoran modal pemegang saham, gabungan dari PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia dan Beijing Yawan HSR Co. Ltd. 

Bunga proyek Jakarta-Bandung mencapai Rp 2 triliun, sedangkan pendapatan dari penjualan tiket Kereta Whoosh dinilai masih belum sepadan dengan beban keuangan yang ditanggung. Selama tahun 2024, tiket yang terjual hanya mencapai 6,06 juta atau setara Rp 1,5 triliun, dengan asumsi tiket seharga Rp 250 ribu.

 

Penulis: Dita Aulia Oktaviani

Sumber: 

https://www.antaranews.com/

https://www.cnbcindonesia.com/

https://www.tempo.co/

Share:
Back to Blogs