Pasar Residential di tengah Suku Bunga yang Naik Kembali | KF Map – Digital Map for Property and Infrastructure in Indonesia
Pasar Residential di tengah Suku Bunga yang Naik Kembali
Date: Friday, 28 October 2022

Kenaikan kembali suku bunga acuan dari Bank Indonesia, akan memberikan pengaruh terhadap suku bunga KPR dan KPA. Khususnya pada sektor residential dengan target pasar adalah end user, karena Bank Indonesia mencatatkan bahwa sebanyak 76% transaksi jual beli hunian primer masih menggunakan pembiayaan KPR.

Peningkatan suku bunga acuan yang kedua kalinya dalam beberapa bulan belakangan ini nantinya akan mempengaruhi suku bunga floating rate dalam KPR, sehingga akan mengoreksi demand terhadap hunian kedepannya, khususnya dari segmen pasar kelas menengah atau MBR. Koreksi demand tersebut juga nantinya akan mempengaruhi kinerja developer dengan produk properti non-subsidi, dimana beberapa penyesuaian harus dilakukan untuk tetap perform di periode ini.

Terlepas dari kondisi kenaikan suku bunga, saat ini performa pasar residential sedang bergeliat kembali. Didorong oleh pembeli dari segmen end user. Namun, untuk investasi, rasanya pada investor masih wait and see melihat pergerakan pasar dalam beberapa bulan ke depan.

Tingginya ekspansi investor dan pengembang residential tahun depan sangat tergantung pada bagaimana pasar merespon stok mereka di tahun ini ditengah berbagai tantangan ekonomi yang ada.

Saat ini, menurut JPH yang dirilis oleh Knight Frank Indonesia, untuk unit kondominium yang sudah ready, penjualan didominasi pada kelas harga 9 juta – 12 juta per meter persegi. Namun penjualan untuk kondominium baru didominasi pada kelas harga 5 juta – 9 juta per meter persegi. (data pada semester pertama tahun 2022).

Namun, memasuki paruh kedua tahun ini, tantangan seperti inflasi, kenaikan kembali suku bunga acuan tentunya dapat merubah kinerja penjualan residential saat ini. Belum lagi potensi resesi global yang membayangi saat ini memberikan stimulasi negatif pada kinerja sektor properti, tidak hanya pada subsektor residential.

Plot demografi nasional, dengan porsi kelas menengah dan bonus demografi memberikan harapan terhadap sustainable growth di pasar properti Indonesia saat ini. Namun, untuk memastikan bahwa keberlanjutan pertumbuhan properti tersebut, perlu keyakinan dan aksi bersama dari semua unsur untuk terus aktif menggerakan transaksi pasar residential, baik pemerintah, pengembang, konsumen, perbankan, dsb. Hal ini penting, mengingat properti memiliki ratusan industri turunan.

 

Penulis: Syarifah Syaukat

Sumber:

www.kfmap.asia

www.ekon.go.id

 

Artikel Terkait:

Penjualan Kondominium Semester Satu 2022 dan Prospek Tata Ruang

Share:
Back to Blogs